Mohon tunggu...
aris budiarto
aris budiarto Mohon Tunggu... Karyawan -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Jangan Remehkan Laju Sepeda...

19 Desember 2016   17:52 Diperbarui: 19 Desember 2016   18:08 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sepeda merupakan salah satu moda transportasi yang cukup sederhana. Dibangun dari kumpulan besi atau lebih tepatnya logam--karena sepeda akhir2 ini menggunakan material logam yang lebih ringan, di tambah unsur lainnya seperti ban dan piranti lainnya menjadikan sepeda sebagai moda transportasi yang digemari meski untuk jangkauan yang relatif dekat.

Tak seperti saudara kembarnya yang sudah dibekali dengan mesin, tentu saja sepeda manual tak terlalu tangguh juga jangkauannya relatif terbatas. Selain itu simbol "v" yang dihasilkan dari sepeda relatif kecil karena dipengaruhi jarak tempuh dan waktu yang dibutuhkan sama-sama besar kata Pak Guru IPA menerangkan di waktu lalu. Namun beberapa jenis sepeda juga bisa melaju cukup cepat apalagi jika sudah mencapai kecepatan yang konstan.

Namun tampaknya beberapa pengguna jalan agak memandang remeh kecepatan yang dihasilkan sepeda. Tak hanya pengendara kendaraan bermotor, para pejalan pun beberapa juga agak terlena dengan kecepatan sepeda yang dalam pikirannya sebagai moda transportasi yang "lamban". Tentu ini menjadi potensi kecelakaan di jalan. Perpaduan antara besi-besi, kecepatan ditambah dengan sedikit taburan adrenalin sudah cukup membuat tumbukan yang fatal. Seberapa sih kuatnya potongan daging kita menghadapinya? Pun kalau lepas dari tumbukan, pesepedalah yang bersiap2 menghadapi bencana selanjutnya. Mudah2an sih selamat, tapi jantungan tetep sudah pasti deg2 ser.

Dan hal inilah yang menjadikan salah satu risiko kecelakaan yang mungkin terjadi di jalan. "Meremehkan" memang seharusnya kata yang tak lagi dipakai jalan. Dan sebagai gantinya, kata kewaspadaan lah yang sudah sepatutnya dibawa.

Beberapa aktivitas yang terkait dengan meremehkan kecepatan sepeda antara lain:

1. Menyeberang jalan meski ada sepeda melaju.

Jangan gara2 pepatah populer "Maju terus pantang mundur" atau "Jangan pernah menatap masa lalu" terus dijadikan acuan buat menyeberang. Sesekali tengoklah sesama dengan penuh kasih sayang. Sesama pengguna jalan maksudnya.

2. Berbelok secara mendadak.

Spontanitas di beberapa hal memang diperlukan. Baik malahan. Namun jika kau berbelok dengan alasan spontanitas dalam tanda petik...hmmm ini juga bikin detak jantung berhenti sejenak. #deg #seeer.

3. Berbelok kiri dari gang tanpa melihat ke arah kanan.

Beberapa rambu memang tertulis kiri jalan terus.Untuk memperlancar lalu lintas pastinya. Saya sih berprasangka mungkin karena terlalu menghayati rambu itu hingga keluar gang pun dengan tanpa dosa melaju kiri jalan terus. "Hai kami masih makhluk nyata loh, sama2 pengguna jalan..." sambil geleng2 kepala.

*) beda kendaraan, sama2 pengguna jalan, yuk tertib aturan, jadi pengendara yg budiman dan toleran, biar ndak jadi pikiran, dan menimbulkan kecelakaan. 

ditulis berdasarkan pengalaman pribadi dalam masa belajar sepeda (lagi).

Yogyakarta di pertengahan bulan Desember

tahun ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun