Maria menjerit! Potongan kepala Ariesta tiba-tiba meloncat, menggigit lehernya.
"Rasakan pembalasanku, Binal!"
Leher Maria yang putih mulus itu tercerabut dagingnya, darah memancar seperti pancuran. Dhanisa yang datang tergopoh-gopoh terkejut setengah mati melihat pemandangan itu.
"Sss..siapa kk-kau? Ariesta?" tanya Dhanisa, gemetar tubuhnya. Otaknya berpikir cepat: daging itu, sambal kecap itu ternyata...
"Kaupun akan mendapatkan balasannya!" teriak kepala Ariesta.
Dalam ketakutan, Dhanisa mengambil sepotong wortel yang dilihatnya di meja dapur dan mengacungkannya.
"Dengan nama wortel sakti, enyahlah kau, Setan!" kutuknya.
Hantu kepala itu terlempar keluar jendela dengan jerit yang mengerikan. Tinggal Dhanisa yang terduduk lesu dan mayat Maria yang lehernya tinggal setengah.
Cigugur, 4 Februari 2011
:buat gadis-gadisku yang manis..Maria (Mamar) dan Dhanisa (Ramdhani Nur)..teteh hanya bisa bikin segini, semoga berkenan..aku sayang kalian semua..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H