Mohon tunggu...
Aris Kukuh
Aris Kukuh Mohon Tunggu... Guru - Penulis dan pembelajar

Seorang guru yang belajar dari kota kecil Salatiga tetap cinta tanah Blora meski seneng mengembara hingga melintas Samudra

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Dua Garis Biru", Formula Lama dengan Sisipan Edukatif

6 Agustus 2019   17:20 Diperbarui: 6 Agustus 2019   17:35 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ikan busuk yang ditutupi pasti akan tercium juga, sekolah akhirnya tahu Dara telah hamil. Adegan di UKS aku rasa merupakan scene terbaik dari keseluruhan film ini karena semua perwatakan dari kedua orang tua Dara dan Bima saat mengetahui Dara hamil yang diperankan oleh Cut Mini dan Lulu Tobing terlihat bagai ledakan gunung Krakatau. angle kamera yang berubah ubah memutar kemudian kembali ke awal mengingatkan pada film aksi The Night Comes For Us Joe Taslimatau The Raid versi Drama. 

Perihal kepala sekolah yang terkesan plin-plan karena menyuruh Dara mundur sedangkan Bima dibiarkan bersekolah merupakan penggambaran bagaimana budaya Patriarki menempatkan perempuan sebagai korban yang bertubi-tubi.

Singkat cerita ibu Dara tidak bisa menerima Dara dan membiarkan dia dibawa keluarga Bima. Aku mengerutkan dahi ketika tahu ternyata Dara belum pernah sama sekali ke rumah Bima. Sungguh bertentangan bukan dengan cerita awal ketika mereka terbiasa berdua di rumah Dara, apalagi rumah Bima digambarkan di dalam gang sempit naik turun tangga, dimana dia harus berjalan kaki disertai hiruk pikuk kampung kumuh, sedangkan di rumah Bima terdapat motor Vespa bapaknya maupun motor Bima, dia lewat mana saat pulang ya?

Di rumah Bima terdapat adegan Bima telah Tidur satu tempat dengan Dara. Samping kiriku berceletuk "Weh wes turu bareng"(sudah tidur bersama). Disini nilai yang ditunjukan kurang sesuai. Ayah Bima yang sangat Agamis namun mengijinkan anaknya tidur dengan orang yang belum dinikahi. Apalagi kakak Bima yang dimainkan Rachel Amanda sebagai Dewi menyalahkan Bima karena tidak memakai pengaman saat berhubungan badan, memberi kesan dia pelaku seks bebas.

Setelah menikah mereka memeriksakan kandungan ke dokter. Aku agak curiga dengan kalimat yang diucapkan dokter bahwa wanita yang perutnya sering kram saat hamil dilarang berhubungan badan. Sampai keponya akupun menanyakan ke istri yang merupakan dokter. Kondisi yang di sampaikan jika usia kandungan masih muda namun jika usia kandungan lebih dari 7 bulan tidak seketat apa yang disampaikan di film

Konflik yang diciptakan dalam film ini cukup nyaman diikuti. Saat Dara berencana kuliah di Korea hingga anak jika telah lahir harus diadopsi tantenya, meskipun ada beberapa dialog yang mengganjal misalnya adik Dara yang memanggil "Elo" pada Dara seperti gaul yang dipaksakan. Nama besar Cut Mini bermain seperti harmoni di film ini, emosi yang ditampilkan oleh pemeran ibu Halimah dalam Laskar Pelangi ini mampu mempresentasikan kemarahan tanpa berlebihan seperti saat dia membanting ulekan karena tak ingin anak Bima diadopsi.

Film ini berhasil menguras derai air mata kanak-kiri ku di bioskop. Ibu-ibu maupun remaja disentuh naluri alamiahnya tentang kisah orang tua mendidik anak maupun rasa sayang pada buah hati dalam kandungan.Momen ketika Dara tidur dengan ibunya kemudian dinyanyikan lagu "Jikalau" dari Naif dengan sepenggal liriknya "Jikalau telah datang waktu yang dinanti kupasti bahagiakan dirimu seorang, kuharap dikau sabar menunggu". Lirik sederhana yang sarat makna selaras dengan BKKBN untuk menunda pernikahan hingga waktu yang tepat.

Hal paling janggal dalam film ini yaitu tidak adanya plot sama sekali Bima maupun Dara mengikuti ujian nasional dan lulus. secara tiba-tiba tanpa susah payah belajar, mengikuti ujian dan kerumitannya mereka lulus kemudian dengan santainya Dara diterima kuliah ke Korea.

Kejanggalan lain di tampilkan dari ekspresi Dara saat keluar dari rumah sakit tidak ada kesan dia telah menjalani 2 operasi sekaligus padahal biasanya orang  setelah melahirkan masih merasakan kesakitan, apalagi ditambah operasi pengangkatan rahim. Dengan santainya dia berdiri, memeluk bahkan dia seperti remaja yang ingin main PUBG saat masuk ke mobilnya

 Akhirnya pada epilog sebelum pungkasan layar, Bima ditinggalkan di rumah sakit dengan bayinya sedangkan Dara berangkat ke Korea. Beberapa penonton kecewa karena endingnya dibuat menggantung. Meski tak mematahkan hatiku seperti Ending Lala Land(2016) namun formula yang dipakai mirip AADC 1 kepergian dengan harapan, tak heran mengingat konsep film ini ditulis lebih dari 10 tahun lalu saat AADC masih menjadi ikon keberhasilan film remaja sewaktu genre lain masih mencari bentuk terbaiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun