Mohon tunggu...
Ariska Rini
Ariska Rini Mohon Tunggu... -

economist wanna be

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Strategi Indonesia Menghadapi MIT

21 Juni 2014   07:39 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:55 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semarang, 21 Juni 2014.

Strategi Indonesia Menghadapi MIT menjadi topik utama dalam pikiran saya. baik topik untuk skripsi maupun topik atas karya tulis yang pernah menjadi juara 4 di Universitas Airlangga.

Ada apa dengan Indonesia saat ini?

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, Indonesia berhasil masuk ke dalam kategori Lower Middle Income Countries sejak tahun 1980-an. Terlena dengan capaiannya, saat ini (tahun 2014, kira-kira 24 tahun) Indonesia terancam stagnan dan tidak mampu naik kelas menjadi High Income Countries menyusul China dan Korea Selatan. Kondisi stagnan atau turun kelas disebut dengan jebakan kelas menengah atau Middle Income Trap.

Apakah MIT sebuah ancaman?

Asian Development Bank menjelaskan MIT bukan merupakan sebuah ancaman, namun hanya-lah sebuah fenomena yang terjadi pada suatu negara yang tidak dapat bersaing dengan negara yang memiliki produktivitas dan inovasi yang tinggi. Selanjutnya, negara akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang melambat dan susah untuk bergerak kembali meningkatkan pendapatan per kapita nya. berdasarkan penelitian yang dilakukan IMF, Indonesia berpotensi masuk ke dalam MIT dikarenakan infrastruktur yang buruk.

Pemerintah Indonesia hingga saat ini telah memberikan beberapa poin strategis guna menghindarkan Indonesia dari MIT dalam jangka panjang. Poin strategis tersebut diantaranya stabilisasi perekonomian dalam jangka pendek dan transformasi struktural dalam jangka panjang.

Stabilisasi perekonomian sendiri memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya baik dari sisi internal maupun eksternal. salah satunya adalah perekonomian global. sedangkan dalam jangka panjang, pemerintah meningkatkan peran sektor manufaktur dalam meningkatkan daya saing produk Indonesia. Hal ini juga mendukung persiapan Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean,

Berbeda dengan pemerintah, Reksa, mahasiswa UI memberikan rekomendasi berbeda dalam penelitiannya yang diajukan dalam lomba karya tulis di Universitas Airlangga beberapa hari yang lalu. Reksa merekomendasikan sektor pertanian guna meningkatkan pendapatan per kapita.  melalui realokasi subsidi BBM ke sektor pertanian sebesar 50%, Indonesia akan mampu lolos dari MIT.

Sedangkan Faiq, tim dari Undip merekomendasikan beberapa hal penting melalui kebijakan fiskal, khususnya melalui penerimaan pajak, pengeluaran pembangunan dan utang luar negeri. Melalui pengeluaran pembangunan yang didukung oleh penerimaan pajak dan utang luar negeri, Indonesia mampu meningkatkan pendapatan nasionalnya. Asumsi yang ia gunakan adalah penduduk yang dapat dikendalikan, hal ini sesuai dengan konsep pendapatan per kapita. Faiq juga menjelaskan pengeluaran pembangunan seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Sumber Daya Manusia Indonesia Rendah

Menurut dosen FEB Unair menjelaskan selain program pemerintah dalam meningkatkan pendapatan nasional, diperlukan pendidikan guna meningkatkan kualitas SDM. Sedangkan anggota BKPM menambahkan diperlukan investasi swasta dalam menstimulus pertumbuhan ekonomi dan juga memenuhi layanan publik yang tidak dapat dipenuhi oleh pemerintah.

Pertumbuhan ekonomi yang inklusif dipastikan akan menimbulkan kesenjangan. Pemerintah melalui BKF menyadari bahwa kendala dalam mendapatkan pertumbuhan yang berkelanjutan diantaranya adalah kesenjangan, infrastruktur yang kurang, kualitas SDM yang rendah, dan terjadinya kemiskinan. Namun, pemerintah menjelaskan bahwa pemerintah harus berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi bersamaan dengan meningkatkan pembangunan nasional agar pertumbuhan ekonomi dapat berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun