Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbagi Makanan Sehat Bergizi di Tawau, Malaysia

16 Januari 2025   07:13 Diperbarui: 16 Januari 2025   07:13 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Bakti Imigrasi ke-75 memang baru akan diperingati pada 26 Januari 2025 mendatang. Namun, berbagai kegiatan menyambut Hari Bhakti Imigrasi tersebut sudah mulai diselenggarakan oleh Konsulat RI Tawau pada 13 Januari 2025. Salah satunya dengan melakukan pemberian seperangkat alat sekolah dan makanan sehat bergizi kepada 106 anak-anak Indonesia yang belajar di Community Learning Center (CLC) Sekolah Dasar Indra Sabah, Tawau.

CLC Indra Sabah merupakan pusat pembelajaran masyarakat non-ladang di Kampung Indra Sabah, Tawau, Malaysia. Pendiriannya dirintis sejak 2016 oleh beberapa guru Indonesia yang mengajar di  CLC Sungai Balung Tawau, sebuah CLC ladang yang dekat dengan Kampung Indra Sabah, Tawau. Para guru pada saat itu melihat banyak anak Indonesia dari pekerja migran Indonesia (PMI) yang umumnya berprofesi sebagai nelayan di Kampung Inderah Sabah yang tidak bisa bersekolah seperti kebanyakan anak Indonesia lainnya yang orang tuanya menjadi PMI di perkebunan sawit.

Berdiri di antara kepadatan rumah penduduk, yang sebagian besar masih berwarga negara Indonesia yang berprofesi sebagai nelayan, CLC SD Indra Sabah yang peresmiannya dilakukan Konsulat RI Tawau pada 2018, memiliki dua ruang belajar sederhana. Anak-anak Indonesia yang belajar disini adalah mereka yang berusia 6-13 tahun atau anak-anak sekolah dasar. Mereka yang telah menyelesaikan pendidikan di CLC Indra Sabah ini kemudian melanjutkan ke CLC Sungai Balung yang terletak tidak jauh dari Kampung Indra Sabah.

Menurut Staf Teknis Imigrasi Konsulat RI Tawau, Muhammad Gazel Enim Febrianto, yang juga menjadi Koordinator kegiatan Hari Bhakti Imigrasi ke-75 di Konsulat RI Tawau, dipilihnya CLC SD Indra Sabah sebagai tempat kegiatan karena CLC tersebut merupakan yang tertinggal dibandingkan dengan CLC lainnya di wilayah kerja Konsulat RI Tawau.

"Dengan membagikan alat tulis sekolah seperti papan dan buku tulis, diharapkan dapat melengkapi sarana pembelajaran di CLC SD Indra Sabah dan sedikit mengurangi beban orang tua untuk membeli buku tulis," ujar Muhammad Gazel.

"Selain itu, dengan menyantap makanan sehat bergizi dapat membantu pemenuhan standar kecukupan gizi anak-anak Indonesia yang bersekolah di tempat tersebut," tambah Muhammad Gazel.

Kegiatan Hari Bhakti Imigrasi ke-75 di CLC SD Inderah Sabah diawali dengan pembentangan bendera merah putih oleh tiga orang siswi CLC di ruang kelas. Selanjutnya dilakukan bincang-bincang dengan beberapa nara sumber dari Konsulat RI Tawau mengenai keindonesiaan dan bahaya narkoba.

Penulis yang menjadi salah satu nara sumber mengingatkan kembali tentang sekilas sejarah kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Soekarno -- Mohammad Hatta. Hal ini perlu disampaikan karena ternyata banyak masyarakat Indonesia di Indra Sabah yang tidak mengetahui sejarah kemerdekaan negaranya, meski hanya soal-soal yang menurut kami sangat sederhana. Misalnya soal nama Soekarno Hatta. Banyak yang mengira bahwa Soekarno Hatta adalah nama satu orang, bukan nama dua orang. Hal ini dapat dimaklumi karena sebagian besar dari mereka sudah lama meninggalkan Indonesia. Bahkan bagi anak-anak Indonesia yang lahir dan tumbuh besar di Sabah, banyak di antara mereka belum mengenal sama sekali tanah airnya.

Dalam bincang-bincang ini, penulis mengingatkan kepada para orang tua dan anak-anak Indonesia untuk senantiasa menjaga dan memelihara nama baik Indonesia. Karena meskipun mereka tinggal di Sabah, namun mereka tetap warga negara Indonesia. Penulis pun mengingatkan agar senantiasa mematuhi segala ketentuan hukum yang berlaku, baik hukum Indonesia atau pun Malaysia, termasuk dalam hal penggunaan paspor. Paspor sebagai dokumen negara yang dipercayakan kepada setiap warga negara agar dijaga dengan baik, jangan sampai rusak atau hilang.

Sementara pembicara lain yang berasal dari kepolisian mengingatkan masyarakat Indonesia di Indra Sabah untuk berhati-hati terhadap bahaya narkoba. Mereka diingatkan untuk tidak mudah tergoda oleh bujuk rayu dan iming-iming uang dari sindikat narkoba agar mau menjadi kurir atau pengguna narkoba. Anak-anak Indonesia pun diingatkan untuk tidak menerima pemberian apapun dari orang yang tidak dikenal dengan baik.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun