Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Setelah Dipecat PSSI Semoga Shin Tae-yong Tidak Direkrut Tetangga

7 Januari 2025   07:01 Diperbarui: 8 Januari 2025   17:29 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae-yong, sumber gambar: Kompas.com

Sebenarnya kabar akan dipecatnya Shin Tae-yong (STY) sudah lama beredar, terutama setelah Timnas Indonesia kalah 1-2 dari China pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Qingdao, China, 15 Oktober 2024. Kekalahan yang membuat perjuangan Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 menjadi lebih sulit.

Namun pengumuman Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) bahwa STY tak lagi menjadi pelatih Timnas Indonesia pada 6 Januari 2025, tetap terasa mengejutkan dan menuai pro dan kontra.

Rasanya seperti tidak percaya bahwa PSSI memberhentikan seorang pelatih sepakbola yang berhasil membawa perubahan total bagi timnas Indonesia. STY tidak sekadar pelatih timnas Indonesia, ia juga merupakan arsitek pembaruan sepakbola modern Indonesia yang memiliki rekam jejak luar biasa.

STY membawa pendekatan modern kepada sepakbola Indonesia dengan membangun disiplin, mental baja, dan taktik yang efektif.

STY juga menerapkan pola latihan yang intensif dan standar profesional yang tinggi, ia menanamkan filosofi permainan berbasis kerja sama yang solid dan permainan cepat.

Hasilnya, Indonesia bukan lagi tim yang dipandang sebelah mata. Berkat tangan dinginnya, timnas Indonesia sukses menembus babak 16 besar Piala Asia untuk pertama kalinya. Untuk pertama kalinya pula timnas Indonesia lolos hingga putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, padahal sebelumnya untuk bisa lolos dari babak pra kualifikasi saja sangat sulit.

Semua pencapaian seperti tersebut di atas bukan hanya menjadi catatan sejarah tersendiri bagi persepakbolaan Indonesia, tetapi juga menunjukkan bahwa perkembangan sepak bola nasional bukanlah mimpi kosong. STY memberikan rasa percaya diri kepada para pemain Indonesia bahwa mereka mampu berdiri sejajar dan mampu bersaing di panggung besar Asia.

Melalui pencapaian-pencapaiannya, STY menunjukkan keberhasilannya memperbaiki citra Indonesia di kancah sepak bola dunia. Peringkat FIFA Indonesia melonjak signifikan di bawah kepemimpinannya. Ketika STY pertama kali menangani timnas pada 2019, Indonesia berada di peringkat FIFA yang sangat rendah, yaitu posisi ke-173, berada di bawah rival regional seperti Malaysia dan Vietnam. Kini Indonesia berada di peringkat ke-127.

Hal lain yang patut juga dicermati adalah STY bukan sekedar meninggalkan warisan berupa prestasi tetapi juga filosofi sepak bola modern yang bisa menjadi fondasi untuk masa depan. STY meninggalkan pola permainan yang lebih terorganisir, fokus pada pembinaan pemain muda, hingga penguatan mental pemain adalah beberapa nilai yang perlu dijaga oleh penerusnya. STY menunjukkan kepada Indonesia bahwa perubahan besar membutuhkan waktu, dedikasi, dan kesabaran.

Kini keputusan pemecatan STY sudah diambil oleh PSSI yang memiliki hak preogratif untuk memilih dan menetapkan seorang pelatih timnas Indonesia. Keputusan PSSI mungkin sulit diterima, tetapi bukan berarti kontribusi STY dilupakan. Saatnya move on menapaki jalan pencapaian sepakbola Indonesia yang baru, yang bisa jadi akan semakin mendunia atau sebaliknya. Sepak bola Indonesia tidak boleh berhenti bermimpi. Dengan fondasi yang telah dibangun STY, masa depan yang lebih cerah bukanlah hal yang mustahil.

Akhirnya, dengan segudang prestasi dan pencapaian STY di Indonesia, sangat terbuka kemungkinan STY akan dibidik menjadi pelatih timnas sepakbola negara lain. Namun siapapun negara yang akan merekrutnya, semoga bukan asosiasi sepakbola dari salah satu negara jiran Indonesia di ASEAN. Kalau itu terjadi maka hal tersebut akan menjadi ancaman serius bagi timnas sepakbola Indonesia. Timnas asuhan STY akan menjadi musuh terberat timnas Indonesia setiap kali berlaga. Bahkan tidak tertutup kemungkinan keberhasilan STY di Indonesiaakan diklaim sebagai warisan milik negara tetangga.

Terima kasih, STY. Jasa-jasamu tidak akan terlupakan oleh masyarakat Indonesia. Jejakmu pun tidak akan terhapus dari lapangan sepakbola Indonesia.  Semoga sepak bola Indonesia terus terbang tinggi ke angkasa menembus langit prestasi di pentas dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun