Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pahlawan Devisa dan Hari Pahlawan

10 November 2024   06:21 Diperbarui: 10 November 2024   08:48 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tempatnya bekerja, Sabri dan istrinya bisa mendapatkan penghasilan sekitar RM4000 atau sekitar Rp. 14 juta per bulannya (kurs hari ini Rp3.560,00). Dengan pendapatan sebesar itu, Sabri bisa menabung dan membangun rumah hingga membeli tanah di kampungnya.

Secara berkala Sabri mentransfer sebagian pendapatannya lewat jasa pengiriman uang ataupun meminta perusahaan tempatnya bekerja mentransfer gajinya ke rekening banknya.

Kebetulan dua bank Indonesia yaitu Bank Mandiri dan Bank Kaltimtara cabang Nunukan sudah memfasilitasi membukakan rekening untuk dirinya dan teman-temannya

Padahal sebelum bekerja di Sabah, Sabri hanya bekerja serabutan dengan pendapatan yang tidak seberapa. Jangankan bisa menabung atau membangun rumah, untuk makan sehari-hari saja sulit.

Sabri dan istrinya bukanlah satu-satunya pasangan PMI yang bekerja di perkebunan, terdapat banyak pasangan lainnya yang tersebar di berbagai ladang sawit di Sabah.

Dengan kemampuannya untuk mengirimkan sebagian pendapatannya ke kampung halaman, orang-orang seperti Sabri sangat layak disebut sebagai pahlawan devisa. Pahlawan bagi keluarganya untuk memerangi kemiskinan, berjuang untuk menjaga stabilitas dan kesejahteraan keluarganya.

Apa yang dilakukan Sabri di Sabah dan PMI lainnya di seluruh dunia merupakan suatu kontribusi nyata laku kepahlawanan guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi Indonesia.

Negara sangat terbantu dengan masuknya devisa dari PMI untuk membiayai berbagai sektor pembangunan, perdagangan internasional, serta memperkuat cadangan devisa negara.

Oleh karena itu, ketika pada setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan Nasional, maka sesungguhnya peringatan tersebut bukan sekedar mengenang peristiwa heroik di Surabaya tahun 1945 yang menjatuhkan banyak korban, tetapi juga menghormati dan menghargai jasa-jasa mereka yang dapat mendatangkan devisa ke Indonesia.

Generasi muda pun diingatkan bahwa peringatan Hari Pahlawan bukan sekedar peringatan tahunan untuk mengenang dan menghormati jasa-jasa para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan, tetapi juga menghormati dan menghargai PMI yang telah berjuang untuk mensejahterakan keluarga.

Sebagai konsekuensi dari sumbangsih para PMI yang mendapat gelar pahlawan devisa, maka negara mesti hadir untuk memberikan perlindungan yang harus dilakukan sejak dari sebelum keberangkatan, saat proses keberangkatan, saat berada di negara penempatan hingga kepulangan kembali ke Tanah Air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun