Guru bina adalah guru Indonesia yang direkrut dan dibiayai Kemendikbudristek RI dengan tugas mengajar di berbagai CLC yang tersebar di Sabah.Â
Sedangkan guru pamong adalah tenaga pengajar (Indonesia ataupun Malaysia) yang direkrut dan dibiayai oleh perusahaan perkebunan untuk membantu guru bina.
Guru-guru ini memiliki tugas mengajar mata pelajaran sesuai dengan kurikulum Indonesia, seperti Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial serta Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Saat berkunjung ke berbagai CLC, saya berkesempatan mengenal dan berbincang dengan beberapa guru bina dan pamong.
Dari perbincangan yang dilakukan dengan para guru dan menyaksikan sendiri di lapangan, saya mendapatkan pemahaman tentang tugas-tugas dan perjuangan para guru dalam mengelola dan memberikan pelajaran kepada anak-anak PMI yang belajar di CLC.
"Saya mengajar anak-anak PMI yang kebetulan memiliki nasib kurang beruntung, karena mereka harus tinggal di dalam ladang sawit. Kehidupan mereka pun serba terbatas, seperti listrik terkadang hanya hidup saat malam hari, ketersediaan air yang mengandalkan turunnya hujan, akses jalan dan infrastruktur yang tidak layak serta sulitnya sinyal telepon seluler," ujar seorang guru, sebut saja namanya Eko.
"Akan tetapi meskipun hidup di tengah keterbatasan, semangat anak-anak di sana untuk belajar sangatlah besar, dan itulah yang menjadi salah satu alasan saya mau bertahan di pedalaman perkebunan sawit di Sabah, Malaysia." ujarnya lagi
Selain keterbatasan akses dan infrastruktur belajar, banyak tantangan lain yang mesti dihadapi para guru di suatu CLC, antara lain banyak anak-anak usia sekolah yang malah belum pernah bersekolah sama sekali ketika suatu CLC didirikan.
"Meski usia seorang anak sudah sekitar 12 tahun, usia anak sekolah menengah pertama (SMP), namun tidak sedikit yang belum bisa membaca, bahkan untuk bertutur kata pun bercampur antara Indonesia, Melayu Sabah dan logat Bugis sesuai dengan asal orang tuanya yang mayoritas perantau dari Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur," ujar seorang guru bina lainnya.
"Disini kami kemudian memprioritaskan untuk pengajaran membaca dan berbahasa Indonesia kepada anak-anak tersebut. Setelah itu barulah memberikan pelajaran yang dibutuhkan. Tujuannya agar mereka bisa mengikuti ujian Kejar Paket A sehingga bisa mendapatkan ijazah setara lulusan sekolah dasar," tambahnya
Tantangan lainnya adalah bagaimana memberikan pemahaman sejarah Indonesia, wawasan kebangsaan dan ideologi negara yaitu Pancasila.