Hobi bisa menjadi pekerjaan jika seseorang berhasil mengubahnya menjadi sumber penghasilan yang stabil. Contohnya, seseorang yang memiliki hobi otomotif bisa membuka bengkel, atau seseorang yang gemar menulis bisa menjadi penulis lepas atau blogger profesional.
Namun, tidak semua hobi dapat dengan mudah diubah menjadi pekerjaan yang menghasilkan uang. Beberapa hobi mungkin lebih cocok sebagai kegiatan yang menyenangkan dan membangun kreativitas tanpa harus memikirkan aspek finansialnya.
Selain itu, ketika hobi menjadi pekerjaan, ada kemungkinan bahwa tekanan untuk menghasilkan uang dari hobi tersebut bisa mengubah cara seseorang menikmati hobi itu sendiri. Contohnya, tekanan untuk mendapat K-Rewards atau bonus Go-Pay dari Kompasiana, membuat Kompasianer menulis apapun topik pilihan yang diberikan Admin Kompasiana meski topiknya di luar minat dan kompetensinya. Bukan hanya sekedar menulis, ia pun secara serampangan membagi tulisannya ke semua whatsapp group yang diikutinya, tanpa menghiraukan lagi siapa anggota whatsapp group tersebut. Contohnya, tulisan tentang otomotif dikirim ke whatsapp group memasak.
Jadi, mempertimbangkan apakah hobi bisa dijadikan pekerjaan tergantung pada berbagai faktor, termasuk passion seseorang terhadap hobi tersebut, kemampuan untuk menghasilkan uang dari hobi tersebut, dan keseimbangan antara kepuasan pribadi dan tekanan finansial. (AHU)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H