Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

10 Pembelajaran Berbasis Komunitas sebagai Harapan Baru Dunia Pendidikan

9 Juli 2024   11:13 Diperbarui: 9 Juli 2024   12:59 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia pendidikan di Indonesia terus tumbuh dan berkembang secara dinamis seiring waktu guna menghadapi segala tantangan, perubahan kebijakan, inovasi, dan perubahan sosial.

Secara umum dinamika yang terjadi di dunia pendidikan mencakup antara lain akses pendidikan, kualitas pendidikan, peningkatan keterlibatan berbagai sektor pemerintahan dan swasta, peningkatan pendidikan vokasional dan keahlian serta digitalisasi pendidikan.

Di tengah dinamika pendidikan formal, hadir beragam bentuk pendidikan non formal yang menawarkan harapan baru dalam dunia pendidikan dengan memperluas akses dan mencakup berbagai kebutuhan pendidikan yang tidak terpenuhi.  

Berbeda dengan pendidikan formal yang biasanya terstruktur dan memiliki kurikulum yang ditentukan pemerintah atau lembaga pendidikan, pendidikan non formal bersifat lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu atau kelompok tertentu.

Dari sekian banyak bentuk pendidikan non formal, salah satunya adalah community learning center (pembelajaran berbasis komunitas), khususnya pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang berada di luar negeri. Pusat Pembelajaran Komunitas adalah salah satu bentuk pendidikan non formal yang berfokus pada upaya memberikan akses pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat di tingkat lokal atau komunitas tertentu.

Pembelajaran berbasis komunitas dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada dalam komunitas tersebut dalam berbagai bentuk.

Pertama, berbentuk sekolah adat atau sekolah lokal. Bentuk pendidikan semacam ini menekankan pengajaran berdasarkan nilai-nilai, budaya, dan tradisi lokal. Oleh karena itu, sekolah-sekolah ini kerap mengintegrasikan pengetahuan tradisional, seperti kearifan lokal, mitos, seni, dan kebiasaan masyarakat.

Kedua, sekolah alam yaitu pendidikan formal dengan menekankan pembelajaran yang berbasis pada lingkungan alam sekitar. Siswa diajak untuk belajar dari alam secara langsung, memahami ekologi, praktik pertanian organik, konservasi sumber daya alam, dan keberlanjutan.

Ketiga, program pelatihan keterampilan yang mencakup berbagai pelatihan keterampilan praktis seperti pertanian, kerajinan tangan, keterampilan teknis, atau keahlian bisnis. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi individu dan mempromosikan kewirausahaan di dalam komunitas.

Keempat, kelompok belajar. Program kelompok belajar adalah bentuk pendidikan informal di mana kelompok kecil orang dewasa atau anak-anak belajar bersama-sama di luar jam sekolah atau tempat kerja. Kelompok belajar ini bisa fokus pada topik khusus seperti literasi, matematika, atau keterampilan hidup.

Kelima, kelas dan workshop komunitas. Pendidikan non formal semacam ini sering kali diadakan di pusat komunitas atau ruang publik lainnya. Mereka dapat mencakup berbagai topik seperti seni dan budaya, kesehatan dan gizi, atau pengembangan keterampilan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun