Pertama-tama jangan bingung dengan bagian terakhir dari judul tulisan ini "... Warkop Medan di Jakarta (Tapi di Bekasi)". Dapat saya infokan bahwa"Warkop Medan di Jakarta" adalah sebuah nama warung yang sekarang ini sudah memiliki setidaknya dua cabang yaitu di Ciputat dan Bekasi Selatan (Galaxy).
"Salah satu menu favorit disini adalah kopi susu, yang kalau di Medan biasa disebut "Kopi Sanger"," ujar teman SMA saya asal Medan, Sumatera Utara, yang mengajak bertemu di Warkop Medan di Jakarta di Galaxy, Bekasi Selatan, Jumat (14/06).
Benar saja, setelah membuka daftar menu, tampak sederet variasi minuman kopi susu dengan nama sanger, seperti kopi sanger susu dan kopi sanger hitam.
"Ini ada kopi sanger hitam, apakah seperti kopi tubruk atau kopi O yaitu kopi hitam tanpa gula?," tanya saya ke memesan minuman ke pelayan.
"Iya pak," jawab si pelayan dengan polosnya tanpa mencoba menjelaskan.
"Oke, saya pesan kopi sanger hitam ya," ujar saya
"Saya juga, pesan yang sama, kopi sanger hitam, plus teh tawar satu," ujar kedua rekan saya
Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya pesanan pun tiba. Terlihat tiga gelas minuman berwarna coklat dengan endapan susu di bagian bawah. Setelah saya cicipi, ternyata minuman tersebut adalah kopi campur susu kental manis yang belum diaduk, sehingga masih ada sebagian susu kental mengendap di bawah gelas. Karena belum diaduk, rasa kopi hitamnya.
"Perasaan tadi kita pesan kopi sanger hitam, kopi hitam tanpa gula, kenapa yang keluar kopi susu kental dan manis semuanya," tanya saya heran
"Nah itu dia bro. Kalau di Medan, sanger itu artinya sama-sama mengerti. Jadi kalau ada keliru pesanan ya dimengertiin saja," ujar teman saya.
"Beneran kalau sanger itu singkatan "sama-sama mengerti"?. Kiraian karena kopinya berasal dari daerah Sangir di Sulawesi Utara," tanya saya sambil mengingat nama pulau dan suku di Sulawesi Utara yaitu Pulau Sangir dan masyarakat yang mendiaminya adalah suku Sangir.
"Seingat saya, di pulau Sangir tidak ada perkebunan kopi dan masyarakatnya sebagian besar adalah nelayan. Atau cuma nama saja seperti bika Ambon yang ternyata bukan dari Ambon, Maluku," pikir saya
"Enggak ada hubungannya dengan masyarakat Sangir bro. Tapi memang singkatan dari "sama-sama mengerti atau saling mengerti"," jawab teman saya.
Teman saya tersebut kemudian menjelaskan bahwa nama 'sanger" muncul konon karena kopi yang disajikan memiliki takaran sedikit dibanding kopi pada umumnya. Katanya, sajian kopi ini memang dibuat dari sebuah ketidaksengajaan.
Dari bersilancar di internet, diketahui bahwa kopi sanger sebenarnya adalah gaya minum kopi yang berasal dari warung-warung kopi di Banda Aceh. Saat itu banyak mahasiswa di Banda Aceh yang ingin minum kopi susu tapi isi kantongnya terbatas. Â Mereka pun kemudian minta dibuatkan kopi susu dengan harga murah meriah.
Mengerti dengan kondisi mahasiswa, para pemilik warung kopi pun kemudian membuat kopi dengan takaran yang disesuaikan (maksudnya dikurangi), misalnya sedikit mengurangi susunya. Karena kebiasaan seperti itu terus berlangsung dari waktu ke waktu, maka lama kelamaan, terbitlah ungkapan 'sama-sama ngerti' yang disingkat jadi 'sanger'.
Dalam perkembangannya, kopi sanger tidak hanya terkenal di Aceh, tetapi surah menyebar ke Medan, Sumatera Utara.
Setelah memahami arti sanger, maka saya pun mencoba menerapkan makna sanger atau sama-sama mengerti dengan tidak protes ke palayannya. Saya mencoba mengerti, mungkin si pelayan salah denger dan salah mengerti (semuanya bisa disingkat sanger).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H