Timnas Indonesia gagal meraih poin dalam laga kontra Irak dalam lanjutan Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Kamis (6/6/2024).
Bermain di kandang sendiri di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK),Indonesia takluk dari Irak lewat gol penalti Aymen Hussein di menit ke-53 dan Ali Jassim di menit ke-88.
Pada laga tersebut, setelah tertinggal 0-1, Indonesia justru harus bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-59 ketika Jordi Amat menerima kartu merah karena melakukan pelanggaran kepada pemain Irak, Youssef Amyn.
Diusirnya Jordi tentu saja menghambat langkah Timnas untuk dapat lolos ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Padahal di separuh waktu permainan, Timnas Indonesia mampu menyulitkan Irak dan bisa menahannya dengan skor 0-0.
Dengan kekalahan ini, tidak ada pilihan lain bagi Timnas Indonesia selain harus mampu menggasak Timnas Filipina di pertandingan terakhir di SUGBK, Selasa (11/06).
Kemenangan sangat diperlukan karena pada pertandingan di hari yang sama, Timnas Vietnam mampu menaklukkan Timnas Filipina dengan skor 3-2 dan sekarang mengoleksi 6 poin dan betada di peringkat ketiga atau hanya selisih 1 poin dari Indonesia yang mengumpulkan 7 poin dan burada di peringkat kedua.
Seandainya pada pertandingan terakhir, Timnas Vietnam mampu mengalahkan Timnas Irak di kandangnya dan Timnas Indonesia bermain imbang apalagi kalah, sirnalah harapan untuk berlaga di Piala Dunia 2026.
Melawan Timnas Filipina, di atas kertas, sebenarnya Timnas Indonesia lebih diunggulkan dibanding Timnas Filipina. Data menunjukkan Timnas Indonesia memiliki rekor pertemuan yang bagus atas Timnas Filipina ketika bermain di kandang, yakni 20 kemenangan dan hanya sekali kalah.
Namun demikian, Timnas Indonesia tidak boleh meremehkan Timnas Filipina. Apalagi seperti halnya Timnas Indonesia, Timnas Filipina juga banyak diperkuat oleh pemain naturalisasi.
Oleh karena itu, Shin Tae-yong harus menerapkan taktik yang tepat, pemain yang tangguh dan pantang menyerah dan tidak mudah melakukan pelanggaran apalagi sampai blunder seperti yang dilakukan Jordi Amat. Ketidak hati-hatian akan membuat Timnas Indonesia terperosok dan sulit memenangkan pertandingan.
Kalau sampai Timnas Indonesia gagal ke putaran ketiga, maka tidak tertutup kemungkinan akan muncul hujatan, antara lain menyangkut kebijakan menaturalisasi pemain-pemain asing.