Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Radjiman melanjutkan perjuangannya dengan menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), anggota Dewan Pertimbangan Agung RI dan anggota DPR periode 1950-1952 sekalipun saat itu usianya telah lanjut (71 tahun).
Sebagai seorang dokter, Radjiman tidak lupa untuk mengabdikan ilmunya dengan berpraktek dokter di Ngawi, Jawa Timur, hingga akhir hayatnya pada 20 September 1952.
Atas perjuangan dan jasa-jasanya kepada negara, Pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Radjiman berdasarkan Keputusan Presiden nomor 68 TK 2013 yang ditandatangani Presiden pada 6 November 2013.Â
"Nah sekarang paham kan mengapa 29 Mei diperingati sebagai Hari Lansia Nasional dan mengapa dipilih tanggal 29 Mei, ya karena pada tanggal tersebut adalah tanggal bersejarah dimana dr. K.R.T Radjiman Wediodiningrat yang sudah berusia lancet memimpin Sidang BPUPK, salah satu sidang yang menentukan masa depan Republik Indonesia," ujar saya.
"Iya, saya juga jadi paham alasan mengapa teman-teman saya mengirimkan pesan-pesan Hari Lansia Nasional," ujar teman yang tadinya menggerutu.
"Iya ya, meskipun teman yang mengirimkan pesan Hari lansia Nasional belum tentu tahu sejarahnya dan siapa sosok Å¡ibalik hadirnya Hari Lansia Nasional," tambah teman yang lain.
"Ha Ha Ha " tawa kami hampir bersamaan menutup perbincangan.
(AHU)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H