Mengenakan celana buatan ibunya,
Yesus naik ke surga.
Dari pendapat para pengamat sastra, puisi tersebut memang terkesan mbeling atau nakal, tetapi sebenarnya memperlihatkan imajinasi dan kreativitas sang penyair yang luar biasa. Jokpin menjadikan celana dalam puisi sebagai sebuah simbol penting, simbol kasih sayang ibu terhadap anaknya.
Menurut para pengamat, penggunaan celana sebagai pakaian yang dikenakan oleh Yesus setelah kebangkitannya juga dapat diartikan sebagai simbol pemulihan dan kelahiran baru. Pemilihan kata-kata yang indah dan gambaran yang kuat memberikan dimensi emosional pada cerita.
Bahwa Jokpin sangat imajinatif dan kreatif juga dapat dilihat dari puisinya tentang "sedih", sedih yang tidak mendakik-dakik, sedih yang ternyata sederhana. Begini puisinya:Â
Sedih itu sederhana, makan sudah siap, kopi sudah cantik, hujan sudah romantis, rokok habis
Selamat jalan Jokpin, semoga tenang di alam sana dan bisa nampang di kuburan serta tidak memikirkan besok akan dikuburkan dimana, seperti dituliskannya di salah satu puisinya:
Celana 1
Kalian tidak tahu ya,
aku sedang mencari celana
yang paling pas dan pantas
buat nampang di kuburan?
Di Rumah Sakit
Kalender mengucapkan selamat tidur
Kepada mata ngantuk yang masih menyala
Jam dinding mengucapkan selamat tidur
Kepada dokter yang masih terjaga
Obat tidur mengucapkan selamat tidur
Kepada pasien yang masih berdoa
KTP mengucapkan selamat tidur
Kepada calon jenazah yang masih memikirkan besok akan dikuburkan di mana