Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Banser NU Meriahkan Khitanan Bareng Bestie di Pemalang

15 April 2024   06:55 Diperbarui: 15 April 2024   07:31 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak peseta khitanan Bareng sumber gambar: Aris Heru Utomo

Raut muka gembira terlihat pada wajah 15 orang anak berusia 5-7 tahun saat berfoto bersama di balai Desa Temuireng, Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah. Tidak terdengar lagi tangisan dan teriakan seperti ketika mereka dikhitan beberapa saat sebelumnya.

Ke-15 anak tersebut merupakan peserta khitanan massal bertajuk "Halal Bihalal dan Khitanan Bareng Bestie", yang diadakan oleh  pemuda-pemudi dusun 2 Desa Temuireng, 14 April 2024.

Hadir dalam acara halal bihalal dan khitanan bareng tersebut sejumlah warga Desa Temuireng dan tentu saja orang tua anak-anak yang dikhitan. Raut wajah para orang tua terlihat gembira menyaksikan anaknya dikhitan dan dirayakan bersama warga desa dengan antara lain diarak keliling desa naik kereta odong-odong yang didahului drum band Banser NU.

di Jawa, khitanan atau sunatan yang berkaitan dengan memotong sebagian alat kelamin baik putra maupun putri, sudah menjadi suatu tradisi yang dilaksanakan secara turun temurun sejak jaman dulu.

Khitan bagi orang muslim hukumnya wajib, utamanya anak laki-laki untuk kebersihan alat kelamin itu sendiri dan perwujudan pelaksanaan hukum Islam.

Bagi orang tua yang mampu melaksanakan tradisi khitanan, biasanya mereka akan mengadakan resepsi mengundang sanak saudara dan tetangga serta menggelar panggung hiburan.

Selain itu, anak yang di khitan biasanya diarak keliling desa diiringi arak-arakan berupa kesenian tradisional atau drum band, seperti yang dilakukan dalam khitanan bareng bestie yang diketuai Slamet Murip. Anak-anak yang dikhitan bareng tersebut diarak keliling desa ditemani drum band  anggota Banser NU. 

Tujuannya adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunia berupa anak laki-laki yang telah beranjak dewasa dan pemberitahuan bahwa si anak telah dikhitan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun