Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menu Sahur Tinggi Serat untuk Tahan Lapar dan Jaga Kesehatan

17 Maret 2024   12:38 Diperbarui: 17 Maret 2024   12:45 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makanan sahur, sumber gambar: Kompas.com

Kita semua mungkin sudah sering mendengar ungkapan "Berbukalah dengan yang manis", namun jarang yang mendengar ungkapan "Bersahurlah dengan yang tinggi serat". Bisa jadi karena iklan atau kampanye produk minuman berbuka puasa jauh lebih terstruktur dan masif menggunakan tagline tersebut di bulan Ramadan.

Saking terstruktur dan masifnya, sehingga sebagian orang beranggapan bahwa ungkapan berbuka dengan yang manis sebagai hadits Rasulullah Muhammad SAW. Padahal tidak ada hadits yang berbunyi seperti itu.

Sementara kampanye sahur dengan makanan berserat tinggi tidak terlalu intensif, padahal
Rasulullah Muhammad SAW seperti diriwayatkan dalam sejumlah hadits telah menyebutkan keutamaan sahur. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melakukan sahur meski sekadar seteguk air saja. Karena dengan makan sahur akan membantu orang yang berpuasa agar lebih kuat dalam menjalankan ibadah.

Jadi bisa dibayangkan, sahur dengan seteguk air saja dapat membantu orang lebih kuat menjalankan ibadah, apalagi jika disertai dengan makanan tinggi serat.

Terlepas dari dari ungkapan berbuka dengan yang manis lebih populer dari bersahur dengan dengan makanan tinggi serat, kita semua memahami bahwa sebenarnya keduanya sama-sama penting.

Berbuka dengan yang manis memang dianjurkan karena pada saat akan berbuka, gula darah orang yang berpuasa sedang sangat rendah. Jadi, harus dimasukkan sesuatu yang manis karena sesuatu yang manis itu menaikkan gula darah dengan cepat.

Sedangkan sahur pada pukul 03.00 sampai pukul 04.30 pagi atau sebelum waktu imsak dengan makanan berserat tinggi diperlukan agar tidak mudah lapar saat berpuasa. Rasa lapar mungkin saja muncul ketika tengah beraktivitas. Hal ini merupakan sesuatu yang normal, karena tubuh tidak memperoleh asupan makanan dalam rentang waktu tertentu.

Seperti banyak dijelaskan oleh dokter dan ahli gizi, cadangan energi dalam tubuh yang bisa cepat diolah hanya mampu bertahan sekitar 12 jam. Sementara jangka waktu berpuasa bisa sampai 13-14 jam. Dengan asupan makanan yang benar saat sahur, salah satunya dengan mengonsumsi makanan berserat tinggi, cadangan energi dalam tubuh bisa bertahan hingga sekitar pukul 19.00. Hal ini disebabkan karena makanan kaya serat bisa memperlambat pengosongan lambung.

Selain itu, asupan tinggi serat dapat mencegah sembelit yang rentan terjadi akibat perubahan pola makan, minimnya asupan cairan dan nutrisi, serta berkurangnya jumlah tidur saat berpuasa.

Mengenai pedoman dalam menyiapkan makanan sehat dan bergizi saat sahur, sebenarnya tidak ada panduan khusus. Namun demikian, sebagai perkiraan dapat ditentukan bahwa dalam satu porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring terdiri dari 50 persen buah dan sayur serta 50 persen sisanya merupakan karbohidrat dan protein.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, terdapat beberapa jenis makanan yang mengandung serat tinggi yang dapat dikonsumsi saat sahur, di antaranya adalah sayur dan buah (alpukat, wortel, brokoli hijau, ubi cilembu, kacang polong, oat, gandum, buah pir dan sebagainya).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun