Pagi ini (2/3) dalam perjalan dari Pemalang, saya singgah di Rest Area 101. Usai dari toilet, saya lihat dua orang bapak menggelar rambutan di emperan sebuah warung makan.
Saya pun lantas menghampiri dan bertanya ringan tentang namanya.Â
"Abdi, Asep," jawab salah seorang di antaranya.
Tadinya saya mau sambung dengan pertanyaan "Asep, kependekan dari Saefudin?".Â
Namun saya tidak jadi mengajukan pertanyaan tersebut karena tiba-tiba saya ingat seorang teman yang kebetulan bernama Saefudin.Â
Bukan takut menyinggung teman, tetapi hanya tidak enak saja kalau dia baca tulisan ini dan tiba-tiba mengirimkan pesan "Bro, titip rambutan dua ikat dong".Â
Repot kan, karena dia tinggalnya jauh dari tempat saya tinggal. Kecuali dia mau datang ke rumah saya dan mengambilnya langsung.
Tidak jadi mengajukan pertanyaan soal nama panjang Mang Asep, akhirnya saya ganti dengan pertanyaan lain.
"Mang Asep, rambutan ini hasil dari kebun sendiri?," tanya saya sambil menunjuk rambutan di depannya.
"Bukan pak, saya beli dari pengepul di kampung saya. Saya hanya naikin sedikit harganya biar ada untungnya," ujar Mang Asep.