KPU), salah satu peserta Pemilu legislatif (pileg) 2024 yang dapat dipastikan melenggang ke Senayan adalah komedian Alfiansyah Komeng alias Komeng.
Sebagaimana diketahui, meski belum diumumkan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (Sejauh ini dari data KPU per 17 Februari  2024 pukul 19:31 tercatat bahwa dari 73479 dari 140457 TPS (52.31%), Komeng sudah mengumpulkan suara 1.556.735. Jumlah suara tersebut jauh mengungguli calon anggota DPD asal Jawa Barat yang lain. Bahkan menggunguli Capres/Cawapres Ganjar Pranowo/Mahfud MD yang baru mengumpulkan 1.405.451 suara.
Menariknya, jumlah perolehan tersebut didapat tanpa melalui kampanye besar-besaran. Bahkan di beberapa wilayah Jawa Barat, salah satunya Bekasi, tidak terdengar Komeng melakukan kegiatan kampanye apapun.
Meski terkesan tidak melakukan kegiatan kampanye besar-besaran, bukan berarti Komeng tidak melakukan kampanye apapun. Dalam pengamatan penulis, Komeng justru melakukan kampánye cerdas lewat berbagai penampilannya di televisi dan podcast yang kemudian disebarluaskan di media sosial oleh penggemarnya.Â
Sebagai salah seorang komedian handal yang piawai membawakan humor secara spontan, Komeng menyampaikan harapannya menjadi anggota Dewan dengan jenaka. Celetukan-celetukannya yang masih lekat di benak masyarakat, seperti "uhuy" yang disampaikan saat Komeng membawakan acara televisi Spontan, kembali disebarluaskan.
Kepiawaiannya dalam membuat humor seperti disebut di atas, sepintas seperti dilakukan sambil lalu. Namun kalau melihat pengakuannya di berbagai acara yang disiarkan di televisi ataupun disebarkan melalui media sosial, sesungguhnya Komeng telah mempersiapkan diri sejak awal memulai karirnya. Setiap hari Komeng rajin mencatat suatu berita, kata atau benda yang menjadi perhatiannya untuk kemudian diolah menjadi kelucuan dalam berbagai versi.Â
Salah satu contoh yang disampaikan Komeng adalah berita "Seorang pemain golf tewas karena tersambar petir". Â Oleh Komeng berita ini kemudian dikembangkan menjadi "Seorang pemain golf tewas tersambar petir dan saat ini polisi masih menyeldiki keberadaan petir tersebut untuk dimintakan pengakuan".
Selain rajin mencatat dan mengalahkan data, Komeng juga mempelajari teori dan teknik penyampaian (delivery) materi humor dan melatihnya terus menerus. Beberapa teknik delivery materi humor yang dipelajarinya antara lain setup punchline, rules of three dan paraprosdokian.
Belajar dari Komeng, sebenarnya siapa pun dapat belajar teori dan teknik penyampaian humor untuk kemudian disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing, misalnya untuk berpidato agar para pendengar tidak bosan saat mendengarkan pidato.
Teknik pertama, setup punchline. Setup adalah situasi yang sengaja dibangun untuk mengarahkan asumsi orang mengenai suatu hal. Sedangkan punchline adalah pembicara mematahkan asumsi tersebut. Contohnya adalah "Saya ngomong, warga banyak. Semua ngumpul di lapangan. Lapangan tenis meja"
Teknik kedua, Rules of three dimana ada tiga pernyataan yang disampaikan. Pernyataan pertama masuk akal, pernyataan kedua masuk dan pernyataan ketiga, agak nyeleneh. Perhatikan contohnya "untuk menjadi anggota dewan, saya perlu modal yang besar. Rumah mau dijual. Emak gak marah, bapak gak marah, warga gak marah, tetangga marah. Orang rumah dia yang gua jual".