Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila di "Agak Laen"

19 Februari 2024   06:00 Diperbarui: 21 Februari 2024   19:01 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiganya setuju atas usulan Oki untuk merenovasi rumah dengan dana yang didapat dari menggandaikan sertifikat tanah. Setelah direnovasi, wahana rumah hantu tersebut mulai ramai kembali. Namun belum lagi menghasilkan pemasukan yang cukup, seorang pengunjung yang ternyata seorang politikus justru meninggal di dalam wahana.

Sumber gambar: Aris Heru Utomo
Sumber gambar: Aris Heru Utomo

Walhasil, Jegel, Boris, Oki, dan Bene harus mencari cara agar kematian sang politikus tak merusak sumber keuangan mereka. Disinilah kelucuan-kelucuan lahir.

Dimainkan oleh sebagian besar komedian alumni SUCI, termasuk para pemeran pembantu dan cameo,  Agak Laen berhasil menghadirkan ledakan tawa sepanjang film yang juga bisa menjadi pereda stres di tengah suasana memanas politik 2024.

Selain cerita komedi, Agak Laen juga menampilkan drama keluarga yang tampak antara lain dari adegan Oki merawat ibunya yang sedang sakit dan pertengkaran antara Bene dan Oki.

Terdapat pula sekilas masalah percintaan antara Bene dengan pacarnya.  Keinginan Bene menikahi pacarnya yang bernama Naomi (diperankan oleh Anggito Marito) terhalang permintaan calon bapak mertuanya agara acara pernikahan putrinya dihadiri seribu orang dan menghadirkan hiburan musik live. Sedangkan Bene tidak memiliki cukup uang untuk memenuhi permintaan tersebut.

Terlepas dari jenis film yang bergenre komedi horor, penulis melihat bahwa Agak Laen memuat pesan yang menyentuh tentang aktualisasi nilai-nilai Pancasila secara nyata seperti kerjasama atau gotong royong, persahabatan dan keberagaman.

Di tengah keterbatasan ekonomi, keempatnya bergotong royong melakukan perbaikan pengelolaan dan inovasi terhadap wahana rumah hantu agar kembali ramai dikunjungi. Di Agak Laen, pesan gotong royong bukan hanya digambarkan di film, tetapi tetapi diperlihatkan secara nyata dari keterlibatan banyak sekali komika, mulai dari produser, sutradara hingga pemain.

Meski sekilas, sejumlah komika hadir di Agak Laen. Mereka adalah Mamat Alkatiri sebagai Beben, Sadana Agung Sulistya sebagai Obet, Arief Didu sebagai Basuki Munandar, Praz Teguh sebagai Bedul, Soleh Solihun sebagai oknum tentara, Ernest Prakasa sebagai ahli bahasa isyarat, Aci Resti, Ardit Erwandha, Denny Gitong, Dicky Mangoy, Kristo Immanuel, dan Nopek Novian sebagai pengunjung rumah hantu, Rais Marasabessy sebagai preman, Ge Pamungkas sebagai pelempar bola dan Yono Bakrie sebagai pria berwajah unik.

Selain pesan gotong royong, pesan lainnya adalah mengenai persahabatan dari keempat Pengelola wahana rumah hantu. Keempatnya bahu membahu daam menyelesaikan masalah yang dihadapi, misalnya mendukung Oki agar terus memberikan pengobatan ibunya yang sedang sakit atau menyemangati Bene agar dapat memenuhi permintaan calon bapak mertuanya.

Pesan berikutnya adalah mengenai keberagaman yang diselipkan dengan apik dalam Agak Laen. Lihat saja komposisi pengelola wahana Agak Laen. Meski  mereka berasal dari etnis dan agama yang berbeda, namun ke empatnya tetap dapat bekerja sama dengan baik tanpa kendala isu identitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun