Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Rizal Ramli Dikepret Kompasianer

3 Januari 2024   12:52 Diperbarui: 3 Januari 2024   15:38 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Innalillahi wainalillahi rojiun. Berita duka cita datang, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli meninggal dunia pada pukul 19.30 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Rizal Ramli adalah seorang tokoh yang pernah menjadi Menko Ekonomi, Keuangan dan Industri era Presiden Gus Dur. Selanjutnya ia juga pernah menjadi Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya pada 2015 hingga 2016, era Presiden Jokowi.  

Ketika menjadi Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya Indonesia, Rizal Ramli dikenal sangat kritis.  Ucapan yang terkenal adalah 'Rajawali Ngepret' atau Raja Ngepret.

Jauh sebelum itu, Rizal Ramli dikenal sebagai aktivis pergerakan mahasiswa era 70an. Pernah dipenjara gara-gara mengkritik rezim Orde Baru

Bagi sejumlah pihak, Rizal mungkin dianggap berisik karena kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial. Terutama terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggapnya tidak pro rakyat.

Salah satu kritiknya yang ramai dan menuai reaksi adalah mengenai utang luar negeri Indonesia, yang dia sebut sudah "lampu kuning" dan "gali lubang tutup jurang" pada 2018.

Kritikannya tersebut kemudian mendapat tanggapan dari seorang Kompasianer yang juga seorang Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti. Nurfransa menulis kolom khusus untuk menanggapi kritikan pedas Rizal Ramli tersebut.

Nufransa yang merupakan salah seorang Kompasianer yang bergabung sejak awal-awal berdirinya Kompasiana merasa keberatan terhadap pernyataan Rizal Ramli.

Nurfransa membandingkan tudingan Rizal Ramli tentang utang yang lampu kuning dengan fakta bahwa, pada saat yang sama, semua lembaga pemeringkat (Moodys, Fitch, S&P, JCRA dan Rating & Investment) menyatakan Indonesia adalah investment grade.

"Bukankah bila menggunakan standar perbandingan antar negara-negara di dunia, Indonesia memiliki rasio utang terhadap PDB dan defisit APBN yang relatif kecil dan hati-hati?

Mengapa (Rizal Ramli) menolak menggunakan indikator yang dipakai untuk membandingkan antara negara?

Mengapa alergi dan protes bila Indonesia disebutkan dalam situasi baik oleh lembaga- lembaga internasional. Itu ibarat pepatah 'buruk muka cermin dibelah'," tulis Nufransa.

Menanggapi kritikan Nurfransa, dari penelusuran yang dilakukan, tidak terdapat tanggapan langsung dari Rizal Ramli. Yang ada justru tanggapan dari netizen atau orang lain.

Seperti biasa, selalu ada yang pro dengan pandangan Rizal Ramli, namun ada yang kontra seperti Nurfransa.

Ya, bagi sejumlah pihak, Rizal mungkin kerap dianggap berisik karena seringnya mengeluarkan pernyataan kontroversial. Terutama terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggapnya tidak pro rakyat.

Tapi, demokrasi butuh sosok-sosok seperti Rizal Ramli

Selamat jalan "Rajawali Kepre

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun