"Mungkin juga bang. Dengan tidak adanya upacara langsung dan lomba-lomba yang menyertainya, bisa jadi masyarakat tidak membeli bendera dan umbul-umbul baru," jawabku
"Saya sendiri juga hanya berniat membeli tiang bendera dari bambu saja. Tiang bambu yang saya beli tahun lalu sudah rusak karena kepanasan dan kehujanan," ujarku lebih lanjut
"Enggak sekalian cari bendera merah putih, umbul-umbul atau pernak-pernik merah putih Pak?. Buat penglaris hari ini" ujar si pedagang
"Terima kasih bang. Bendera merah putih saya masih bagus kok," jawabku
"Ngomong-ngomong sudah berapa lama jualan bendera Bang?," tanyaku mencoba mengalihkan pembicaraan
"Wah sudah 5 tahun terakhir ini Pak. Tapi kayaknya tahun ini yang paling sepi. Mungkin karena korona," jawab abang penjual bendera
"Tapi gak apa-apa Pak. Namanya juga musibah, kita tidak tahu kapan datangnya. Enggak apa-apa pembeli bendera saya menurun, yang penting korban korona tidak semakin banyak," tambah si abang penjual bendera
"Benar sekali Bang. Semarak merah putih di hari kemerdekaan boleh berkurang, tapi yang penting masyarakat tetap sehat. Tidak banyak yang jadi korban korona," tanggapku
"Aamiin"
"O iya Pak, nanti kalau bapak perlu bendera atau tiang bendera tambahan bisa kesini. Saya mangkal disini sampai selesai perayaan kemerdekaan kok," ujar si pedagang masih berusaha menawarkan dagangannya
"Siap 86 Bang!. Semoga semangat merah putih tetap menyala di dada sepanjang masa, bukan hanya saat menjelang perayaan kemerdekaan," jawabku mengakhiri pembicaraan sambil menuju kendaraan.