Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Perlu Memaafkan di Hari Lebaran?

25 Mei 2020   08:21 Diperbarui: 25 Mei 2020   16:59 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serta pada saat bersamaan telah memaafkan salah dan khilaf orang lain tanpa harus mengeluarkan kata "memaafkan." Kata orang Inggris, "It goes without saying" alias satu paket, memohon maaf sekaligus memaafkan.

Selanjutnya secara sosiologis manusia adalah mahluk sosial yang berhubungan secara timbal-balik dengan manusia lain dalam suatu struktur sosial yang disebut masyarakat. 

Manusia tergantung satu sama lain untuk menjaga keutuhan masyarakat dengan antara lain bersikap terbuka untuk saling memaafkan karena dalam hubungan antar manusia tidak luput dari kesalahan.

Dalam konteks sosiologis pula kita melihat bahwa masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam suku, bangsa dan agama tinggal tersebar di berbagai tempat, mulai dari pedesaan hingga perkotaan. Kita pun melihat bahwa anggota masyarakat desa yang karena beragam alasan hijrah ke perkotaan, tinggal menetap untuk sementara ataupun selamanya.

Mereka yang hijrah ke kota ini tentu tidak bisa bersilahturahmi dan bermaaf-maafan apabila tidak pulang kampung atau mudik. Karena itu hari Lebaran menjadi momen yang tepat untuk kembali mempererat tali silahturahmi karena hampir sebagian besar anggota keluarga atau masyarakat melakukan ritual mudik agar dapat berhalal bihalal, bertemu dan bersilahturahmi dengan keluarga di tempat asal. 

Mereka mudik untuk mendapatkan pengampunan sosial yaitu menghapuskan dosa kemanusiaan yang penyelesaiannya dilakukan antar anggota masyarakat itu sendiri yang disesuaikan dengan kearifan lokal. 

Dari pendekatan individu dan sosiologis seperti di atas tampak bahwa maaf memaafkan saat hari raya Lebaran merupakan kearifan lokal Indonesia.

Saling memaafkan merupakan bagian dari ijtihad masyarakat untuk menyempurnakan ibadah puasa Ramadhan seseorang. Harapannya, seseorang yang berpuasa dengan sungguh-sungguh bisa terlahir kembali dengan bersih. Bukan hanya bersih di mata Allah SWT, tetapi juga bersih di hadapan sesamanya.   

Karenanya saling memaafkan di hari Lebaran menjadi sebuah kebutuhan, bukan sekedar sebagai tanda ada rasa bersalah dan pengakuan atas seluruh kesalahan yang telah dibuat. Saling memaafkan menunjukkan bahwa hakekatnya hati manusia itu penuh dengan kelapangan dan kerendahan hati. 

Dengan saling memaafkan maka berbagai manfaat bisa didapat diantaranya permusuhan maupun rasa dendam dapat dihapuskan, hubungan yang retak dapat dieratkan kembali, teman bisa bertambah dan kedamaian, tindakan destruktif dan agresif dapat dihindarkan, dan ketenangan hidup bisa didapatkan kembali.

Dan yang tidak kalah penting, kata "memohon maaf" dan "memaafkan" merupakan satu paket yang tidak terpisahkan. "It goes without saying", dibalik kata "Memohon maaf (atas segala salah dan khilaf saya)" tersirat pula kata "Saya pun memaafkan (segala salah dan khilaf kalian)."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun