Bukan hanya itu, Kang Maman pun dipersilahkan sholat magrib di rumahnya. Kejutan ternyata tidak berhenti disitu, pada akhir tulisan Kang Maman menulis  "Dan yang pasti, kami berbeda agama."
Lewat kalimat terakhir dalam artikelnya tersebut, tanpa menyebutkan kata Pancasila dalam artikelnya, secara eksplisit Kang Maman justru menunjukkan aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai warisan luar biasa pendiri bangsa yang mengacu pada nilai-nilai luhur, yang bersifat orisinal dan tahan zaman.Â
Aktualisasi nilai-nilai Pancasila tersebut sesungguhnya nyata, dihayati dan sudah lama dipraktekkan dalam kehidupan di negeri yang pluralis ini.
Hidup kadang begitu, meski nilai-nilai Pancasila sejatinya sudah hidup dalam keseharian masyarakat Indonesia, selalu saja muncul godaan menggantikan Pancasila dengan ideologi lain. Apalagi sejak bergulirnya reformasi tahun 1998, pembinaan ideologi Pancasila terasa sangat kurang.
Untuk itu, sekarang yang diperlukan adalah gotong royong Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk mendorong peningkatan semangat yang mampu mengartikulasikan Pancasila terus menerus agar semakin berakar kuat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini perlu dilakukan agar penghayatan dan pengamalan Pancasila tidak menjadi kedodoran. Â
Dan untuk memberikan pencerahan secara santuy, saya menyarankan agar Kang Maman dan Gus Nadir membuat sekuel #HIDUPKADANGBEGITU: Refleksi Aktualisasi Pancasila." Â Â
Bekasi, 30 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H