Semalam, menjelang akhir Konser Amal dari Rumah di Kompastv, host acara Rosiana Silalahi menghadirkan Presiden Joko Widodo di saluran telepon untuk menyapa Didi Kempot, the Godfather of the Brokenheart yang malam itu manggung dari rumahnya di Solo.
Presiden mengapresiasi inisiatif Didi Kempot dan KompasTV yang menggelar konser dari rumah untuk menghimbau warga, khususnya yang bekerja di Jakarta, untuk tidak mudik di tengah wabah Covid-19.
Himbauan sangat diperlukan karena banyak warga yang mulai mudik jelang Ramadhan. Padahal dengan tidak mudik diharapkan dapat diputuskan mata rantai penyebaran virus corona.
Jangan sampai pemudik  menjadi pembawa virus corona yang dapat menular ke keluarga di kampung halaman.
Selain berikan himbauan, pada konser ini dilakukan pula pengumpulan dana bantuan secara langsung, antara lain lewat web kitabisa.com.
Selama sekitar 3 jam, meski sempat diwarnai server yang ambyar, konser berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp. 4,8 milyar.
Â
Seperti dikatakan inisiator kegiatan Blontank Poer, pengumpulan dana yang dilakukan sebenarnya bukan tujuan utama. Tujuannya sederhana, bisa menyampaikan himbauan untuk tidak mudik dan memberikan hiburan kepada sobat ambyar, sadboi, kempoters, dan warga yang saat ini sedang menderita karena corona. Karenanya, berapapun donasi.yang terkumpul patut disyukuri dan berharap dapat disalurkan sebagaimana mestinya.
Tingginya antuasiasme untuk berdonasi, hingga sempat membuat server donasi menjadi ambyar, Â memperlihatkan tingginya solidaritas dan gotong fans Didi Kempot yaitu sobat ambyar, sadboi ataupun kempoters.Â
Dengan solidaritas tinggi dan semangat hotong royong mereka memberikan donasi, dengan beragam besaran donasi. Â Ada yang transfer Rp. 10 ribu, ada pula yang jumlahnya jutaan rupiah.
Apa yang dilakukan fans Didi Kempot, menunjukkan bahwa lewat musiknya, Didi Kempot bukan sekedar membangkitkan cinta tembang musik camopur sari khas Indonesia, tetapi juga membangkitkan dan memelihara solidaritas di kalangan masyarakat akar rumput.
Solidaritas dan gotong royong yang diperlihatkan sobat ambyar, sadboy dan kempoters sejatinya adalah kearifan lokal yang hidup dalam keseharian masyarakat Indonesia. Kearifan lokal yang tidak terbatas pada norma-norma dan nilai-nilai budaya, tetapi juga segala unsur gagasan, termasuk yang berimplikasi pada teknologi, penanganan kesehatan, dan estetika.Â
Kearifan lokal sejatinya adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah. Kearifan lokal memiliki kandungan nilai kehidupan yang tinggi dan layak terus digali, dikembangkan, serta dilestarikan sebagai antitesis atau perubahan sosial budaya dan modernisasi.
Dengan pengertian tersebut, maka solidaritas yang ditunjukkan sobat ambyar sejatinya adalah penjabaran kearifsn lokal yang dilakukan lewat tindakan keseharian. Tindakan yang mewakili solidaritas kita semua masyarakat Indonesia. Yang sekarang dinantikan adalah kepatuhan untuk melaksanakan pesan-pesan tidak mudik. Merujuk kata Dilan, mudik itu tidak mudah biar di rumah saja.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H