Hal tersebut di atas tidak terlepas dari kenyataan bahwa sejak dihapuskannya mata pelajran Pancasila pasca reformasi, tidak ada lagi pembelajaran atau pemberian pemahaman mengenai Pancasila di sekolah-sekolah atau ruang publik.
Kehadiran kembali mata pelajaran Pancasla di bangku pendidikan merupakan hal yang sangat penting sebagai bagian dari upaya menanamkan nilai-nilai Pancasila di ruang publik, terutama kepada kalangan generasi milenial.
Karena itu, sebagai Lembaga negara yang dibentuk melalui Peraturan Presiden nomor 7 tahun 2018, BPIP memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan masukan kebijakan kepada Presiden RI mengenai pembinaan ideologi Pancasila dan pada saat bersamaan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pembinaan ideologi Pancasila.
Dalam perbincangan yang berlangsung sekitar satu jam tersebut, hal yang kiranya tidak boleh dilupakan adalah partisipasi aktif pendengar. Melalui telepon para pendengar radio El Shinta menunjukkan dukungan publik terhadap Pancasila dan pemahaman terhadap pernyataan Kepala BPIP.Â
Dari catatan saya setidaknya terdapat 10 orang yang menghubungi redaksi El Shinta untuk bertanya dan menyampaikan pandangannya.
Semua penelpon sependapat bahwa tidak benar apabila Kepala BPIP bermaksud menyatakan "agama adalah musuh Pancasila". Mereka juga sependapat bahwa isu agama dan Pancasila sebenarnya tidak perlu dipertentangkan kembali.Â
Penentuan Pancasila sebagai konsensus tertinggi bangsa Indonesia  sudah selesai dilakukan oleh para pendiri bangsa dan karenanya harus dijaga sebaik mungkin sebagai pemersatu bangsa dan negara Indonesia.
Terkait kontroversi dan polemik yang muncul di media massa, para pendengar El Shinta menyampaikan agar kiranya Pemerintah dan masyarakat tidak terpancing pada keriuhan dan upaya-upaya untuk mengadu domba serta terbius godaan ideologi lain.Â
Dari pendapat yang disampaikan oleh beberapa pendengar diketahui bahwa yang geger dengan pernyataan Kepala BPIP adalah segelintir orang yang tidak toleran, yang karenanya tidak perlu ditanggapi.
Pemerintah dan masyarakat justru mesti berjalan bergandengan tangan, bergotong royong membumikan Pancasila ke tengah masyarakat dengan cara-cara kekinian sehingga diterima dan dipraktekkan masyarakat, bangsa dan negara.
Jakarta, 13 Februari 2020