Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ternyata Wakil Presiden RI Orang Tanjung Priok

19 Januari 2020   09:45 Diperbarui: 19 Januari 2020   09:51 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika akhirnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada September 2018 memilih Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Ma'ruf Amin atau Pak Kyai sebagai wakilnya dalam pemilihan Presiden/Wakil Presiden periode 2019-2024 tidak sedikit anggota masyarakat yang merasa heran.

Dari isu-isu yang beredar sebelumnya, masyarakat mengira bahwa Jokowi akan memilih wakilnya dari kalangan yang lebih muda. Belum lagi sesaat sebelum pengumunan nama calon wakil presiden, nama Mahfud MD muncul sebagai calon terkuat jabatan wakil presiden. Bahkan Mahfud MD sudah diminta mengukur baju yang akan dikenakan saat pengumuman.

Tetapi karena dalam pemilihan wakil presiden yang berbicara adalah sistim politik di mana segala sesuatunya diperhitungkan dengan seksama dan sesuai kepentingan politik maka pemilihan Pak Kyai sebagai wapresnya Jokowi juga tidak terlepas dari kepentingan politik. 

Jokowi memilih Pak Kyai sebagai calon wakil presiden karena berharap lawan politiknya tidak akan lagi menggunakan isu agama untuk memenangkan kontestasi Pilpres 2019. Sebuah strategi yang jitu, karena pada akhirnya Jokowi terpilih kembali sebagai Preisden RI untuk kedua kalinya.

Sama seperti halnya dengan keheranan masyarakat mengenai dipilihnya Pak Kyai sebagai Wakil Presiden RI, masyarakat pun heran jika disebutkan bahwa Pak Kyai sebenarnya adalah orang Tanjung Priok, sebuah wilayah di Jakarta Utara yang disebut-sebut sebagai daerah kriminal karena kemiskinan. Banyak anggota masyarakat yang akan bilang bahwa Pak Kyai adalah orang Banten.

Jika membaca buku "KH Ma'ruf Amin Penggerak Umat Pengayom Bangsa" tulisan Arif Punto Utomo (Cetakan pertama Maret 2018), benar bahwa Pak Kyai memang orang Banten yang lahir di desa Kresek. Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang tanggal 11 Maret 1943. Beliau adalah anak tunggal dari pasangan KH Muhammad Amin dan Hj Maimunah. Ayahnya adalah pemilik pesantren di desa Koper, tetangga desa Kresek.  

Namun meskipun orang Banten kelahiran Tangerang, hampir seluruh hidup Pak Kyai justru dihabiskan di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pak Kyai pindah dan menetap di Tanjung Priok sejak usia 21 tahun, tidak lama setelah Beliau menikah dengan Huriyah pada 26 Mei 1964. Menurut Pak Kyai, daerah Tanjung Priok dipilih sebagai tempat menetap karena di daerah tersebut banyak orang Kresek.

Pada saat itu kawasan Tanjung Priok adalah daerah yang menjadi melting pot dalam skala kecil, tempat saling bertemunya berbagai suku di Indonesia antara lain dari Banten, Makasar-Bugis, Madura, Jawa, Sunda dan tentu saja Betawi. Kawasan ini memiliki basis Islam yang kuat sehingga tidak mengherankan jika pada setiap Pemilu selalu menjadi rebutan partai-partai Islam. Bahkan pada Pemilu 1977, Partai Persatuan Pembangunan, yang dipandang sebagai partai yang merepresentasikan masyarakat Islam di jaman Orde Baru, menang telak di Tanjung Priok.

Menghabiskan hampir seluruh hidupnya di Tanjung Priok, tepatnya di Jalan Deli Lorong 27 dan baru pindah ke kawasan elit Menteng Jakarta Pusat ketika menjadi calon Wakil Presiden tahun 2018, tidak membuat seorang Ma'ruf Amin dan keluarganya menjadi kriminal. 

Justru lingkungan di Tanjung Priok yang berisikan pendatang dari berbagai daerah dan sebagian di antaranya berasal dari keluarga nahdliyin (Nahdlatul Ulama) mampu menempa pribadi Ma;ruf Amin menjadi sosok kyai kharismatik dan disegani, bukan hanya oleh umat Muslim tetapi juga yang non-Muslim. Sebagai seorang Kyai, beliau juga diakui memiliki pemahaman dan wawasan kebangsaan yang luas.

Kawasan Tanjung Priok yang konon keras justru menempa pribadi Ma'ruf Amin menjadi seorang yang konsisten dan kuat dalam menekuni kegiatan di bidang pendidikan dan dakwah. Dari Tanjung Priok inilah Pak Kyai menapaki jenjang karirinya di bidang pendidikan, dakwah dan politik. Karirnya mulai dari bawah, dari pendidik, anggota hingga Pengurus NU Tanjung Priok dan Pusat, menjadi anggota DPR RI, Ketua Majelis Ulama Indonesia hingga sekarang ini menjadi Wakil Presiden RI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun