Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membumikan Pancasila

23 Oktober 2019   12:55 Diperbarui: 23 Oktober 2019   13:06 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bincang di Jurnal Pagi /foto Aris Heru Utomo

Menanggapi pandangan bahwa nilai-nilai Pancasila ternyata cuma teori dan tidak dilaksanakan dalam kehidupan keseharian dan bahkan cenderung diabaikan, termasuk oleh pejabat publik, saya kemukakan bahwa hal tersebut merupakan fakta yang tidak dapat diabaikan. Namun demikian, bukan berarti Pancasila tidak dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Bahwa terjadi kesenjangan antara nilai-nilai Pancasila dan pelaksanaannya bisa jadi karena masih sangat kurangnya atau rendahnya pemamahan terhadap Pancasila itu sendiri. Rendahmya pemahaman itu sendiri tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seseorang. 

Pendidikan tinggi tidaklah menjamin bahwa seseorang memahami dan melaksanakan nilai-nilai Pancasila. Sebagai contoh, para pelaku tindak pidana korupsi justru adalah orang-orang berpendidikan yang bahkan sudah pernah mengikuti pendidikan Pancasila. Contoh lain adalah adanya seorang dosen yang ditangkap karena ditenggarai Sebagai pendukung ideologi tertentu dan tengah menyiapkan terror lewat bom rakitan yang dirakit di rumah.

Ketika ditanyakan mengenai persatuan di Indonesia saat ini dan kekhawatiran bahwa Indonesia akan terpecah, yang ditunjukkan oleh kelompok gerakan kriminal bersenjata di Papua, saya kemukakan bahwa Indonesia akan terus menerus dihadapkan pada isu disintegrasi bangsa dan negara sepanjang isu mendasar mengenai keadilan sosial belum tuntas terjawab.

"Berbicara demokrasi akan lebih mudah saat perut tidak lapar. Itulah sebabnya mengapa dalam pidato pelantikannya di periode kedua, Presiden Jokowi lebih banyak berbicara soal ekonomi" begitu saya sampaikan

"Pemerintah berkeinginan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi agar tidak turun karena memiliki dampak besar. Jika di dalam negeri terdapat krisis politik, dampaknya bisa kemana-mana, termasuk ke isu persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia," tambah saya.

"Jadi Indonesia ke depan akan baik-baik saja?"

"Insya Allah, Indonesia akan tetap baik-baik saja sepanjang kita semua berkomitmen untuk melaksanakan nilai-nilai mutiara Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apalagi sejatinya nilai-nilai Pancasila ada dan hidup di keseharian masyarakat Indonesia"

Salam Pancasila 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun