Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbakti kepada Negara dari Lorong Kampung

25 Agustus 2019   06:15 Diperbarui: 25 Agustus 2019   13:32 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkat keberhasilannya memberdayakan lingkungan kampung, Bambang diganjar penghargaan Kalpataru 2016 sebagai Pembina Lingkungan dari Presiden Joko Widodo dan Ikon Prestasi Pancasila 2017 dari Unit Kerja Presiden untuk Pembinaan Ideologi Pancasila (sekarang menjadi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila).

Tidak ingin berpuas diri dengan keberhasilan Kampung G3. Bambang pun kemudian menularkan ilmu, pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya untuk membantu mengembangkan kampung-kampung lain di Indonesia. Untuk itu Bambang tidak segan-segan merogoh koceknya sendiri untuk menginisiasi pembangunan kampung.

"Saya sering menggunakan duit saya sendiri untuk datang ke suatu kampung dan memulai pembangunan. Syaratnya ada kesungguhan dari warga yang kampungnya akan dibenahi, " ujar Bambang.

"Bapak dan Ibu serta saudara-saudara silahkan menghubungi saya jika memerlukan bantuan untuk menata kampung. Ini nomornya (seraya menyebut angka-angka). Saya tidak perlu dibayar, cukup sediakan kopi dan kawan-kawannya. Saya siap berbagi ilmu, pengetahuan dan pengalaman serta membantu implementasinya di lapangan," ujar Bambang Irianto (63 tahun) saat memberikan paparan di hadapan warga Kampung Markisa, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang peserta kegiatan Pendidikan Karakter Pancasila yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (23/08/2019).

Ajakan Bambang bukan sekedar basa-basi. Selama dua tahun terakhir, Bambang bertindak sebagai sukarelawan, ia membimbing warga di kampung-kampung di Kota Tangerang untuk menyulap kampung-kampung kumuh menjadi kampung sehat dan nyaman dihuni warganya. Kehadirannya juga sekaligus untuk membantu program Pemerintah Kota Tangerang untuk membangun kampung wisata tematik.

Kampung Anggur di Kecamatan Cibodas , Kampung Pinkli, Talas dan Markisa di Kelurahan Pasar Baru Kecamatan Karawaci adalah beberapa kampung di Kota Tangersng yang berhasil dipercantik di bawah tangan dingin Bambang.

Bersama ibu2 pegiat lingkungan tingkat RT / foto pribadi
Bersama ibu2 pegiat lingkungan tingkat RT / foto pribadi
Lorong-lorong kampung dibersihkan dan dicat warna warni dan sisi setiap lorong ditanam aneka ragam tumbuhan di dalam pot dari ban bekas dan botol plastik. Hasilnya, di lorong-lorong perkampungan tersebut tidak tampak lagi sampah berserakan.

"Sampah dari warga, khususnya sampah plastik, kami kumpulkan dan kemudian secara berkala disetor ke bank sampah yang dikelola warga. Hasil penjualan sampah plastik bisa untuk menambah kas warga dan digunakan untuk membiayai kegiatan bersama," ujar seorang Ketua RT yang ikut mendampingi saya dalam kunjungan ke Kampung Talas dan Pinkli.

"Dulu di Kampung Talas ini kumuh dan kotor. Lahan kosong yang terdapat di pojokan kampung dijadikan tempat pembuangan barang rongsokan dan banyak nyamuk, " ujar Kompol Bari yang juga Ketua RW 04 di Kelurahan Pasar Baru.

"Dengan bimbingan Pak Bambang, sejak awal tahun ini, warga secara gotong royong membenahi kampung tanpa disuruh. Barang rongsokan yang masih dapat dimanfaatkan, seperti botol plastik atau ban bekas dijadikan pot tanaman. Sedangkan barang rongsokan yang masih berharga kemudian dijual dan hasilnya untuk menambah kas warga" ujar Bari lebih lanjut

"Karena kebetulan pula di kampung ini terdapat asrama polisi dan saya menjadi polisi lalu lintas, maka kami memilih tema ketertiban dan ketaatan berlalu lintas untuk kampung di RW 04. Makanya kampung ini kemudian diberi nama Kampung Talas (singkatan dari tertib berlalulintas).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun