Dari semua yang disebutkan di atas, tampak bahwa sesungguhnya nilai-nilai Pancasila telah diterapkan dalam permainan dan pertandingan sepak bola. Nilai-nilai tersebut tidak hanya berlaku bagi para pemain, tetapi juga berlaku bagi para penonton, manajemen dan para pengelola.
Sepak bola Pancasila merefleksikan suatu permainan dan pertandingan yang didasarkan pada nilai-nilai sportivitas dan kejujuran. Sikap sportif dan jujur dalam pertandingan sepak bola tercermin pada perilaku para pemainnya. Mereka harus dapat mengendalikan emosi, tidak mudah terprovokasi, dan tidak mudah mengeluarkan kata-kata ejekan.
Para pemain dan penonton serta pendukung yang Pancasilais tidak tawuran, tidak mengamuk, dan berbuat anarkis serta menerima kekalahan sebagai kenyataan apabila tim kesayangan mereka kalah.Â
Menerima kekalahan dalam suatu pertandingan memang bukan hal yang mudah, tapi bagaimanapun harus ada tim yang menang dan harus ada tim yang kalah.
Semangat dan dukungan penuh dan kuat yang diberikan kepada tim sepakbola tidak membuat kita lebih tinggi dan mengeluarkan kata-kata rasis, dan melecehkan tim sepak bola  lain karena itu tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Demikian pula halnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dukungan kepada partai politik atau calon tertentu tidak membuat sebagian kita meninggikan diri dan mengeluarkan kata-kata rasis dan melecehkan partai politik atau calon lainnya karena hal tersebut jelas tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Bekasi, 3 Juni 2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI