Sejak sekitar dua tahun lalu, ibu Rini mulai membuka warung makan Nusantara di Plaza de Galeria. Ia mrmanfaatkan tawaran rekannya seorang warga Thailand yang memiliki ruang kosong di Plaza tersebut. Ia menjual paket makanan Indonesia seperti nasi kuning, mie goreng, ayam goreng. Ikan goreng, sop buntut dan sebagainya. Selain itu, ia juga menjual teh kotak.
"Wah pada bulan-bulan pertama rasanya saya ingin menangis. Ketika warung makan lainnya ramai dikunjungi pengunjung saat makan siang atau hari libur, warung kami hanya dilewati saja", ujar ibu Rini mengenang masa-masa awal membuka warung makannya.
"Alhamdullilah sekarang sudah menutup biaya operasional dan mendapatkan keuntungan. Tandanya sudah mulai banyak orang Meksiko yang mengenal makanan Indonesia, khususnya mereka yang pernah ke Indonesia. Mereka sering datang dan mengajak teman-temannya", ujar ibu Rini kemudian.
"KBRI dan masyarakat Indonesia di Meksiko juga banyak membantu. Jika ada tamu dari Indonesia, biasanya diajak ke warung Nusantara" tambahnya lebih lanjut.
Berbeda dengan ibu Rini, Sariah atau biasa dipanggil mbak Sar memiliki pengalaman yang berbeda dalam mengenalkan makanan Indonesia. Jika ibu Rini membuka warung makan, Mbak Sar, boleh dikatakan sebagai penjaga gawangnya makanan Indonesia dalam acara-acara KBRI. Tidak ada satupun dari staf dan tamu-tamu KBRI yang tidak pernah mencicipi racikan mbak Sar.
Mbak Sar selalu siap sedia menyiapkan makanan Indonesia, baik dalam acara yang diadakan KBRI hanya untuk beberapa orang hingga acara yang dihadiri ratusan orang. Menu makanan yang disiapkan dan disajikan mbak Sar pun sangat bervariasi, mulai dari set makanan lengkap seperti nasi dan lauk lengkap hingga menu tunggal seperti bubur ayam atau mie bakso.
Setiap ada kegiatan kemasyarakatan, ibu Uli selalu siap memasakkan makanan Indonesia dengan cita rasa yang otentik. Menikmati masakan ibu Uli kita serasa menikmati masakan ibu di tanah air.
Adapun wanit terakhir yang layak disebut sebagai duta kuliner Indonesia adalah ibu Mien Fernandes yang sudah lebih dari 30 tahin tinggal di Meksiko. Ibu Mien ini spesialis membuat kue-kue Indonesia seperti pisang goreng, naga sosro, kue talam, dan sebagainya.
Dengan kombinasi keempat duta kuliner di atas, keberadaan kuliner Indonesia tetap terjaga dan semakin dikenal oleh masyarakat Meksiko.Â
Ketika Pemerintah RI belum mampu mengikuti jejak Thailand yang secara sistematis melakukan diplomasi kuliner dengan meluncurkan program The Kitchen of the World, dan berhasil membuka 20.000 restoran Thailand pada tahun 2008, maka keberadaan para wanita duta kuliner tersebut sangat membantu kegiatan diplomasi sosial ekonomi.
Namun demikian kiranya, tidak cukup dengan mengandalkan keberadaan mereka secara apa adanya. Para duta kuliner tersebut perlu didukung terus menerus dengan antara lain membuat branding masakan para duta kuliner tersebut dengan memanfaatkan keberadaan diaspora.