Bahwa film merupakan tools diplomasi yang efektif diakui oleh Livi Zheng, sutradara muda Indonesia yang banyak berkiprah di Hollywood dan senantiasa memasukkan unsur-unsur Indonesia di setiap filmnya. "Saya membawa lebih dari 500 lukisan dari Indonesia untuk film saya. Saya juga memasukkan unsur pencak silat dan gamelan dalam film saya," ujar Livi.
Bahwa film menjadi tools diplomasi yang efektif juga tidak terlepas dari sifatnya yang unik dan mudah diakses serta disaksikan banyak orang yang bahkan belum pernah mengenal dunia lain.
Itulah sebabnya kenapa film dapat menjangkau audiens yang lebih luas, orang-orang muda dan bahkan orang-orang yang memiliki kendala bahasa. Lihat saja video Jokowi di Asian Games, tidak ada dialog yang terucap tetapi penonton dapat memahami apa yang dimaksudkan.
Menyadari bahwa film memiliki peran penting dalam pelaksanaan diplomasi kebudayaan, sudah saatnya Pemerintah Indonesia memberikan dukungan malsimal kepada para sineas Indonesia untuk berkarya dan berkreasi melalui film untuk mengenalkan seni, budaya dan masyarakat Indonesia ke dunia internasional.
Banyak sineas Indonesia yang berbakat dan karyanya diakui di dunia perfilman internasional seperti sutradara muda Livi Zheng yang berkarir di Hollywood. Melalui film Livi memperkenalkan gamelan dan pencak silat kepada masyarakat Amerika Serikat. Â
Untuk membantu sineas Indonesia, Pemerintah Indonesia dapat memberikan dukungan antara lain dengan memanfaatkan keberadaan Badan Ekonomi Kreatif atau badan lain yang khusus dibentuk untuk mengelola perfilman untuk menetapkan kebijakan perfilman dan menentukan substansi film yang akan dipromosikan dan memberikan bantuan pendanaan pembuatan film.
Dalam hal promosi, kegiatan dapat dilakukan dengan memanfaatkan keberadaan Perwakilan RI yang tersebar di seluruh dunia untuk membantu pemutaran film-film Indonesia yang bermutu.