Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Indonesia di Tengah Kerja Sama Jalur Sutra Modern

14 Mei 2017   10:32 Diperbarui: 14 Mei 2017   20:11 2277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memperhatikan posisi geografis dan konstelasi kerja sama ekonomi politik kawasan dewasa ini, keterlibatan Indonesia dalam kerja sama Jalur Sutra Modern Abad ke-21 merupakan hal yang tidak dapat dielakkan. Indonesia justru dapat memanfaatkan peluang kerja sama tersebut, terlebih melihat bahwa terdapat kesamaan antara visi Jokowi untuk menjadikan Indonesia sebagai “Poros Maritim Dunia” dengan konsep Jalur Sutra Modern Abad ke-21-nya Tiongkok.

Indonesia yang memprioritaskan pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan laut dalam, logistik, industri perkapalan, dan pariwisata maritim dapat memanfaatkan skema pendanaan AIIB ataupun kerja sama bilateral. Pendanaan yang ditawarkan melalui skema AIIB ataupun bilateral dapat digunakan untuk menutup kekurangan anggaran pembangunan yang tersedia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Namun, agar jangan sampai pendanaan Tiongkok mendominasi kepemilikan infrastruktur maritim Indonesia, Pemerintah Indonesia mesti melakukan perlindungan dan pengawasan secara seksama dalam pembahasan klausul kerja sama dengan mempertimbangkan faktor politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Hal ini perlu dilakukan dengan hati-hati mengingat pendanaan dari negara besar umumnya satu paket dengan kepentingan-kepentingan negara tersebut. Apalagi terdapat pandangan bahwa inisiatif Tiongkok sesungguhnya tidak terlepas dari keinginan untuk menggunakan pengaruhnya untuk menciptakan permintaan proyek-proyek besar bagi perusahaan-perusahaan konstruksi Tiongkok dan menjadikan negara-negara penerima bantuan sebagai pasar baru, saluran bagi kelebihan kapasitas produksi barang dan jasa yang terjadi di Tiongkok. Karenanya merupakan hal yang wajar jika beberapa proyek besar di Indonesia yang didanai Tiongkok perlu dicermati kembali pendanaannya seperti proyek jalan tol Trans-Sumatera, jembatan Selat Sunda, penyulingan minyak Bontang, kereta api cepat Jakarta-Bandung, dan jaringan kereta batubara Kalimantan Tengah.

Akhirnya, dalam konteks pelaksanaan hubungan internasional, Indonesia harus mampu menjalankan politik luar negeri bebas aktif dalam mengawal pelaksanaan kebijakan poros maritim dunia dan tidak terjebak dalam keberpihakan kepada Tiongkok yang mendominasi kerja sama Jalur Sutra Baru. Jika ini dapat dilakukan, maka pendanaan untuk membangun proyek-proyek infrastruktur dapat digunakan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang maju, besar, kuat dan berdaulat secara ekonomi dan politik, dan mendapatkan pengakuan dari negara-negara di kawasan. Indonesia juga tidak akan dirugikan dalam kesepakatan dengan Tiongkok dalam hal merealisasikan poros maritim yang menjadi agenda utama Nawacita Presiden Joko Widodo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun