Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menatap Pesona Keindahan Danau Kelimutu

9 Mei 2016   18:56 Diperbarui: 12 Mei 2016   18:30 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan menuju puncak Kelimutu tidak begitu sulit, jalan memang menanjak namun tidak terjal. Setelah itu kami harus menaiki anak tangga hingga sampai di puncak Kelimutu. Alas paving blockterbentang di jalanan yang meninggi. Cukup ngos-ngosanjuga untuk mencapai puncak Kelimutu, karena jalanan yang mendaki dan juga udara yang semakin tipis mengingat danau ini berada di ketinggian.

Setelah sekitar 40 menit mendaki dan diselingi acara foto-foto sepanjang perjalanan, akhirnya semua anggota rombongan berhasil sampai di puncak Gunung Kelimutu. Kabut tebal masih menyelimuti puncak Gunung Kelimutu dan menjadikan kecantikan danau tiga warna tidak terlihat.

"kita mesti berdoa dengan tulus bapak ibu, supaya kabut segera hilang" begitu pesan dari warga setempat yang juga pedagang K5 di puncak gunung kepada saya dan beberapa teman lainnya.

Dengan cara masing-masing kami pun berdoa di dalam hati. Alhamdullilah. tak lama kemudian kabut perlahan menjauh dan kecantikan danau tiga warna pun mulai tersibak. Fenomena danau tiga warna memang tidak sepenuhnya terlihat karena hanya dua warna yang muncul yaitu hijau di dua danau dan coklat di danau satunya. Namun demikian pemadangan Danau Kelimutu tetap indah. Indahnya pemandangan yang kami lihat membuat lupa akan rasa capai saat mendaki.

[caption caption="Brrsama di.kelimutu"]

[/caption]Selain keindahan warna yang mencuat, hal lain yang tidak kalah menarik untuk diketahui adalah mitos-mitos di sekitar danau tiga warna. Seorang anggota rombongan yang berasal dari Ende bercerita bahwa konon masyarakat Ende percaya bahwa ketika danau sedang berwarna biru, Indonesia sedang berada dalam keadaan damai. Namun ketika ada danau yang berubah warna menjadi merah, hal ini dianggap sebagai pertanda akan terjadi perpecahan di suatu tempat di Indonesia.

Sementara seorang anggota rombongan lainnya yang juga asli Ende menceritakan bahwa masyarakat Ende percaya bahwa ide Pancasila yang disampaikan Presiden RI pertama Soekarno muncul saat berada dari kawasan Danau Kelimutu. Konon, sewaktu Bung Karno dibuang dan diasingkan ke Ende, Flores, Bung Karno blusukan ke Danau Kelimutu dan berbincang-bincang dengan orang setempat.  Dari perbincangan dengan warga setempat, Bung karno tahu bahwa di Pulau Flores terdapat berbagai macam suku yang memiliki  bahasa dan dialek masing-masing yang tidak dipahami oleh suku lainnya. Sehingga untuk berbincang dengan orang dari suku yang berbeda, mereka harus menggunakan bahasa Indonesia. Dari sinilah Bung Karno kemudian mendapat inspirasi untuk Pancasila.

Tak terasa waktu bergulir sangat cepat, cuaca terang yang mengitari danau tiga warna pun kembali mulai berkabut. Meski belum puas memandangi danau tiga warna yang selama ini hanya kami ketahui dari beragam sumber, saatnya kami harus turun gunungu kembali ke Ende dan meneruskan perjalanan panjang selanjutnya di Pulau Flores dengan sejuta kenangan akan keindahan Danau Kelimutu. Keindahan alam yang terpotret dalam bingkai pikiran, kepuasan dan kamera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun