Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Diplomasi Indonesia dan Bali Democracy Forum

16 Desember 2015   17:50 Diperbarui: 17 Desember 2015   00:13 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melalui forum BDF, Indonesia justru dapat terus membuktikan keberhasilan berdiplomasi menggunakan demokrasi sebagai soft power untuk membuka dialog, kemitraan terbuka, kerja sama teknis dan reformasi kebijakan dan hukum. Dan seperti dikatakan Pak JK, forum ini bisa digunakan untuk belajar dan berbagi pengalaman karena demokrasi merupakan sesuatu yang harus dipelihara dan tidak ada “copy paste” dalam penerapan demokrasi.

Dengan pengalaman Indonesia berdemokrasi dan kemampuan merangkul negara-negara lain untuk berdialog, tidak mengherankan jika para peserta dari negara-negara Timur Tengah pun, yang dikategorikan “belum berdemokrasi” dalam kaca mata Barat pun tertarik dan antusias menghadiri BDF. Negara-negara tersebut sangat ingin mendengarkan pengalaman praktis dari negara-negara lain, khususnya Indonesia. Karena hanya di forum BDF lah negara-negara “non-demokratis” bisa berkumpul dan membicarakan demokrasi secara terbuka.

Dan upaya menunjukkan keberhasilan pencapaian demokrasi di Indonesia semakin pas karena penyelenggaraan BDF tahun ini berlangsung hanya sehari setelah penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) langsung dan serentak di 264 di tingkat provinsi, kabupaten dan kota. Keberhasilan pelaksanaan Pilkada serentak yang aman benar-benar menjadi jendela keberhasilan Indonesia dalam melaksanakan dan mengembangkan proses demokrasi secara damai dan adil sesuai perkembangan politik dan pengalaman sejarah bangsa sendiri serta nilai- demokrasi tanpa adanya kerusuhan atau gejolak keamanan.

Dengan pelaksanaan pilkada serentak yang hanya berselang sehari dengan pelaksanaan BDF VIII, para peserta berkesempatan untuk melihat langsung pelaksanaan pilkada di Bali ataupun membaca laporan media nasional dan setempat mengenai pelaksanaan pilkada langsung.

Para peserta BDF VIII dapat melihat pelaksanaan dan pentingnya demokrasi, bukan hanya sebagai suatu sistem pemerintahan, tetapi juga sebagai suatu solusi mencapai kesejahteraan dan mengatasi ketidakadilan dan terorisme. Demokrasi sejalan dengan penerapan demokrasi ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sebagai bagian integral dari kebijakan luar negeri, Indonesia berhasil menunjukkan bagaimana demokrasi harus dibangun berdasarkan prinsip-prinsip utama, yaitu demokrasi yang tidak dipaksakan dari luar dan setiap perkembangan politik harus menjadi dasar pengalaman sejarah bangsa sendiri dan kondisi budaya.

Terlepas dari afiliasi ideologi dan aliran politik, Indonesia dapat terus mengingatkan para peserta BDF VIII untuk saling belajar satu sama lain dan menyempurnakan metode pemerintahan sehingga dapat lebih melayani tujuan yang lebih besar, yaitu kemakmuran dan perdamaian. Proses saling belajar dan berbagi pengalaman adalah sebagai faktor pemersatu. Ini adalah sesuatu yang harus dibangun atas dasar pengalaman sejarah bangsa sendiri dan kondisi budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun