Akhirnya dua tim terbaik di Piala Dunia 2010, Spanyol dan Belanda, bertemu di babak final malam ini pukul 20.30 di Stadion Soccer City, Johannesburg, Afrika Selatan (12 Juli 2010, 01.30 WIB). Spanyol, juara Eropa 2008, ke final setelah menumpaskan harapan Jerman dan menumbangkan Paraguay di babak-babak sebelumnya. Sementara Belanda, finalis 1974 dan 1978, menyingkirkan 2 wakil Amerika Latin yaitu Uruguay dan Brasil.
Dengan kemampuan yang dimiliki, Spanyol dan Belanda memiliki peluang yang sama untuk menjadi juara. Spanyol adalah juara Piala Eropa 2008 dan salah satu negara yang memiliki liga sepakbola terbaik di dunia. Sedangkan Belanda dengan total footballnya merupakan sebuah kekuatan sepakbola yang berhasil merevolusi pesepakbolaan internasional. Dari segi pencapaian, selain 2 kali ke final Piala Dunia di tahun 1974 dan 1978, Belanda juga pernah menjadi juara Eropa di tahun 1988.
Lalu apa hubungan KTT Ekonomi G-20 dengan pertandingan keduanya di Final Piala Dunia 2010? Begini ceritanya. Tanpa banyak disadari banyak pihak, Spanyol dan Belanda sebenarnya sejak lama telah bersaing satu sama lain, khususnya sejak Belanda berhasil merebut kemerdekaan dari Spanyol sekitar 700 tahun yang lalu. Di jaman kolonial, Spanyol dan Belanda juga bersaing merebut tanah-tanah jajahan di berbagai belahan dunia. Sementara di jaman modern saat ini, persaingan keduanya antara lain diperlihatkan pada saat akan berlangsungnya KTT Ekonomi G-20 di Washington pada akhir tahun 2008.
Berdasarkan kesepakatan, KTT Ekonomi G-20, sesuai namanya, hanya diikuti oleh 20 kepala negara/pemerintah yang dipandang dapat mewakili negara-negara lainnya di berbagai kawasan yaitu Afrika Selatan (mewakili Afrika), Kanada, Mexico dan Amerika Serikat (Amerika Utara), Brazil dan Argentina (Amerika Latin), India (Asia Selatan), China, Jepang dan Korea Selatan (Asia Timur), Indonesia (Asia Tenggara), Arab Saudi (Asia Barat), Rusia dan Turki (Eurasia), Jerman, Inggris, Italia, Perancis dan UE (Eropa), dan Australia (Oceania). Ke-20 negara ini mewakili 90% GNP global, dua per tiga penduduk dunia dan 80% perdagangan dunia.
Melihat komposisi peserta pertemuan, Spanyol memandang kehadiran keempat negara UE: Jerman, Inggris, Italia dan Perancis lebih mewakili kepentingan negara industri. Karenanya sebagai negara terbesar ke-5 di UE setelah keempat negara tersebut, Spanyol merasa layak untuk mewakili UE. Permasalahan muncul ketika Belanda pun merasa pantas mewakili UE, apalagi melihat fakta bahwa meski GDP Belanda berada setingkat dibawah Spanyol, GNP Belanda jauh di atas Spanyol dan merupakan salah satu investor terbesar di dunia.
Spanyol dan Belanda pun kemudian berkompetisi untuk mendapatkan kursi di pertemuan G-20 di Washington. Keduanya melancarkan jurus-jurus diplomasi ke Washington dan juga ke UE guna memperoleh dukungan. Beruntung pada saat itu Perancis memiliki 4 kursi di G-20 yaitu 2 kursi sebagai anggota G-7 dan 2 kursi sebagai Presiden UE (kebetulan rotasi Jabatan Presiden UE dijabat Perancis), sehingga ada peluang untuk negosiasi.
Melalui pembicaraan antara Perdana Menteri Spanyol, Jose Luis Rodriguez Zapatero, dengan Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy, akhirnya Prancis memberikan 2 kursinya sebagai anggota G-7 kepada Spanyol. Adapun sisa 2 kursi tetap dipergunakan Perancis untuk mewakili UE. Sampai disini Spanyol keluar sebagai pemenang karena telah memperoleh kepastian kehadiran di KTT Ekonomi G-20.
Belanda yang belum mendapatkan kursi juga melakukan pendekatan langsung ke Presiden Perancis. Di hadapan Presiden Nicolas Sarkozy, PM Belanda Jean Peter Balkenende menyampaikan pandangan mengenai perlunya mendorong International Monetary Fund (IMF) sebagai pengawas sektor keuangan global, dimana Belanda dapat membantu pelaksanaan peran tersebut. Apa yang disampaikan PM Belanda tersebut rupanya menarik perhatian Presiden Sarkozy hingga pada akhirnya Perancis mengajak Belanda sebagai wakil UE dengan memberikan jatah 1 kursinya sebagai Presiden UE. Dengan didapatnya kursi G-20 pemberian Perancis, akhirnya Spanyol dan Belanda sama-sama bisa hadir di KTT Ekonomi G-20.
Berbeda dengan perebutan kursi di G-20, di Piala Dunia hanya ada 1 gelar juara yang diperebutkan. Tidak ada gelar yang dibagi, apalagi sampai ada juara kembar seperti yang pernah diberikan PSSI. Tidak ada pula Perancis atau negara tertentu yang memiliki hak khusus atas gelar juara. Karenanya pertandingan akan menjadi ketat dan seru dibanding kompetisi di KTT Ekonomi G-20. Apalagi pemenangnya akan menjadi juara dunia baru dan negara ke-8 yang merasakan nikmatnya menjadi juara dunia setelah Uruguy, Italia, Brasil, Jerman, Inggris, Argentina dan Perancis.
Mengenai siapa pemenangnya, banyak orang yang memfavoritkan Belanda akan keluar sebagai juara. Pasar taruhan BetUS misalnya mengunggulkan kemenangan 2-1 untuk Belanda. Permainan Belanda yang impresif dan tidak terkalahkan sejak babak penyisihan zona Eropa hingga putaran final di Afrika Selatan meyakinkan banyak orang bahwa Belanda memang layak menjadi juara. Apalagi permainan tim Belanda kali ini berbeda dengan ketika menjadi runner up 1974 dan 1978. Belanda tidak lagi ngotot dengan total footballnya, tapi lebih bersikap pragmatis.
Sementara meski berstatus sebagai juara bertahan Piala Eropa 2008, Spanyol agak kurang difavoritkan karena permainannya agak tersendat di babak penyisihan group. Sempat dikalahkan Swiss 0-1, pada babak selanjutnya bermain susah payah untuk mengalahakn Portugal, Paraguay dan Jerman. Spanyol kembali banyak difavoritkan setelah Paul the Octopus meramalkan Spanyol yang akan menang dalam pertandingan malam ini.
Pada akhirnya, siapapun yang menang, mereka adalah yang terbaik dalam perhelatan Piala Dunia 2010 ini. Saya sendiri memfavoritkan Belanda sebagai pemenangnya dan tidak peduli ramalan si Paul the Octopus. Bagaimana dengan anda?
Aris Heru Utomo, Penggemar sepakbola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H