Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengintip Busana Warga Beijing di Musim Panas

11 Juni 2014   13:58 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:16 5944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_341766" align="aligncenter" width="599" caption="Celana pendek dan kaos jadi pilihan praktis di musim panas / foto oleh Aris Herui Utomo"][/caption]

Musim panas di Beijing pada bulan Juni ini telah mulai memasuki masa-masa yang paling panas. Terik matahari sangat menyengat dengan suhu yang mencapai sekitar 40 derajat Celcius. Hal ini tentu saja membuat masyarakat di Beijing gerah dan pada gilirannya mempengaruhi cara mereka berpakaian. Sebagai bagian dari adaptasi mereka pun kemudian berupaya mengenakan yang terasa nyaman dikenakan yaitu pakaian tipis dan cenderung terbuka.

“Semakin panas, semakin tipis dan minim pakaian yang dikenakan,” begitu mungkin perkataan yang tepat untuk menggambarkan pilihan pakaian yang dikenakan warga Beijing, khususnya kaum muda.

Sebagai salah satu kota besar di dunia yang terus tumbuh dan berkembang, Beijing adalah kota terbuka yang memberikan kebebasan penuh bagi warganya untuk berpakaian, tentunya sepanjang dalam batas-batas kesopanan. Semua warga bebas mengenakan pakaian apa pun, bebas sebebas-bebasnya. Bayangan bahwa masyarakat Tiongkok hanya diperbolehkan mengenakan pakaian tradisional mirip baju koko yang disebut ‘tang zhuang’ atau pakaian mirip safari lengan panjang berwarna biru dengan kantung saku besar dan rok panjang untuk kaum wanita kini tidak ada lagi. Masyarakat di Beijing sudah sangat modis dalam hal berpakaian.


[caption id="attachment_310638" align="aligncenter" width="470" caption="Busana kaum wanita di Beijing tahun 1970-an / foto dari textnet.com"]

140244342868475686
140244342868475686
[/caption]

Mengikuti mode yang berkembang, para wanita muda di Beijing pada umumnya mengenakan celana jeans super pendek atau rok pendek yang dipadukan dengan sweater tipis atau kaos dan alas kaki berupa sepatu olah raga ataupun sepatu berhak tinggi serta menenteng tas dan kacamata hitam. Dalam balutan pakaian yang sangat minim tersebut, para wanita muda di Beijing terlihat nyaman dan pada saat yang bersamaan bisa memamerkan kemolekan kaki dan paha mereka yang mulus.

[caption id="attachment_310641" align="aligncenter" width="513" caption="rok pendek dan atasan tipis pilihan lain di musim panas / foto oleh Aris Heru Utomo"]

1402443772661099857
1402443772661099857
[/caption]

[caption id="attachment_310642" align="aligncenter" width="545" caption="Gaya modis celana pendek, kaca mata hitam dan sepatu hak tinggi / foto oleh Aris Heru Utomo"]

14024439401486113177
14024439401486113177
[/caption]

[caption id="attachment_310644" align="aligncenter" width="566" caption="Modis dengan rambut pirang / Foto oleh Aris Heru Utomo"]

1402444088631143387
1402444088631143387
[/caption]

Jika kaum wanitanya memilih pakaian tipis dan celana jeans pendek ketat atau rok pendek serta menenteng tas bermerek, kaum prianya pun tidak kalah gaya. Umumnya para pria di Beijing memilih mengenakan kaos polo atau olahraga, dengan celana jeans selutut plus sepatu olahraga.

[caption id="attachment_310645" align="aligncenter" width="597" caption="Gaya santai / foto oleh Aris Heru Utomo"]

1402444267993140717
1402444267993140717
[/caption]

Selain gaya berpakaian, kaum muda di Beijing pun sudah tidak malu-malu lagi memperlihatkan kemesraan mereka terhadap pasangannya di muka publik. Berangkulan dan bergandengan tangan sudah menjadi hal yang biasa, ada pula yang berciuman di tempat terbuka. Sementara untuk mereka yang sudah berkeluarga juga tidak segan menunjukkan kemesraan dengan berpakaian seragam bergaya santai mulai dari bapak, ibu, dan anak.

[caption id="attachment_310646" align="aligncenter" width="581" caption="kemesraan di tengah keramaian / foto oleh Aris Heru Utomo"]

14024444071865091861
14024444071865091861
[/caption]

[caption id="attachment_310648" align="aligncenter" width="597" caption="Keluarga yang kompak / foto oleh Aris Heru Utomo"]

1402444563200930738
1402444563200930738
[/caption]

Akhirnya, apa pun pakaian yang dikenakan warga Beijing, terlihat bahwa ada perubahan besar dalam kehidupan sosial budaya di Tiongkok. Pakaian yang dikenakan bukan lagi pakaian gaya tradisional atau komunis tetapi sudah mengikuti tren yang berkembang. Pakaian bagi warga Beijing bukan sekedar untuk melindungi dan menutup dirinya, tetapi juga sebagai simbol status, termasuk kebebasan, dan kedudukan seseorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun