Para anak muda tersebut pun tidak merayakan Natal bersama dengan keluarga, tetapi merayakannya bersama teman-teman atau berdua bersama pasangan dengan makan bersama di restoran bukan di rumah. Usai makan bersama, mereka tidak pergi ke gereja untuk melakukan misa, melainkan lanjut ke bioskop, karaoke, clubbing atau menyelenggarakan pesta bersama.
Natal juga menjadi suatu alasan tepat untuk berbelanja mengingat banyak penawaran diskon besar-besaran dilakukan selama musim dingin dan sebelum masuknya tahun baru Imlek pada bulan Februari, momen yang selalu ditunggu-tunggu oleh seluruh anggota masyarakat di Tiongkok untuk menandai pergantian tahun dalam kalender Tiongkok dan kesempatan untuk berkumpul bersama orang tua dan keluarga besar. Musi,m penjualan menyambut tahun baru Imlek sendiri dimulai sejak pertengahan November. Dan karena Natal berada di bulan Desember, maka waktu tersebut dipandang sebagai momen yang tepat untuk melanjutkan penjualan hingga Februari.
Dan yang lebih seru, ketika CSSI menanyakan kepada para responden mengenai makna “malam kudus dan malam pertama”, banyak dari para responden yang menjawab bahwa hal tersebut terkait dengan kegiatan “memakan buah terlarang”. bersama pasangannya.
Menyikapi hal ini, professor Benoit Vermander dari Universitas Fudan di Shanghai seperti dikatakan kepada AFP, mengatakan bahwa pada hakekatnya peringatan Natal di Tiongkok tidaklah berbeda dengan peringatan hari Valentine yaitu momen, untuk berkumpul bersama teman dan sahabat, daripada momen untuk memperingati hari kelahiran Isa Al Masih.
Dan seperti halnya demokrasi di Tiongkok yang memiliki karakteristik tersendiri, maka Natal di Tiongkok juga memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan perayaan Natal di Barat. Natal di Tiongkok saat ini adalah kebersamaan dengan teman, rehat sejenak dari kesibukan akhir tahun dan belanja. Dan jangan lupa, Natal adalah bisnis besar dimana kebutuhan pernak pernik perayaan Natal sebagian besar diproduksi di Tiongkok dan diekspor ke seluruh dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H