Mohon tunggu...
Aris Budi Setiarso
Aris Budi Setiarso Mohon Tunggu... -

My personal Blog http://arisbudi10.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sepuluh liter Minyak dan Sepuluh liter Air

26 Januari 2011   02:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:11 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1296009772410835726

Sebuah ilustrasi. Suatu desa, pada suatu masa mengalami paceklik. Sawah-sawah mereka yang luas gagal panen karena sistem irigasi yang tidak bisa berfungsi karena terkena bencana. Satu-satunya cara agar sawah-sawah mereka bisa diolah adalah mengalirkan air dari sungai yang jaraknya dari desa itu lumayan jauh. Dan mereka memerlukan pompa super besar agar air sampai di sawahnya. Akhirnya sebuah kesepakatan pun terjadi. Para penduduk desa itu membangun sistem pompanisasi. Biaya ditanggung bersama dengan jadwal air bergilir. Selain itu, semua penduduk desa itu diwajibkan setiap hari mengisi bahan bakar pompa tersebut. Dan telah disepakati bersama, setiap hari mereka mengisi 10 liter minyak tanah per orang untuk kelangsungan pompa tersebut.

Semua penduduk bergembira, sawah mereka bisa teraliri air. Yang itu berarti mereka bisa panen. Pada masa tanam pertama dan kedua semua masih berjalan lancar. Semua penduduk melaksanakan kewajiban setor bahan bakar minyak dengan tertib.

Ada seorang penduduk bernama Toga. Dia mulai malas menyumbangkan sepuluh liter minyak tanah setiap hari. Dia mengganti sepuluh liter minyak tanah dengan dengan sepuluh liter air. Dia berfikir, tak ada artinya sepuluh liter air jika dicampur dengan ribuan liter minyak tanah di dalam pompa tersebut.

Tanpa diduga, pompa mati, rusak total. Seorang teknisi didatangkan. Pompa diperbaiki. Ternyata kerusakan pompa dikarenakan bahan bakarnya bukan minyak, tetapi AIR. Semua penduduk bungkam, diam. Celaka memang, ternyata semua penduduk di desa itu berfikir seperti Toga. Ternyata semua penduduk mengganti setoran minyak dengan AIR. Bisa dibayangkan, pompa yang seharusnya berbahan bakar minyak dan diganti air. Mati total.

Jangan-jangan semua penduduk Indonesia jalan pikirannya juga seperti itu? Merasa tidak ada efeknya jika hanya melakukan sedikit penyelewengan? Toh kita hanya seper sekian dari jumlah penduduk? Sekarang ini negara yang besar ini adalah negara yang keropos. Jangan-jangan sedikit demi sedikit kita sendiri yang menghancurkan nengara tercinta Indonesia??? Kenapa kita tidak memulai sedikit demi sedikit yang baik, sehingga jika semua berfikir seperti itu negara ini akan bangkit, maju, dan sejahtera?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun