Setelah wawancara dengan ibu rukini sebagai pemilik warung rujak saya mengetahui bahwa jualan rujak di warung kecil di desa lebih menguntungkan daripada terkena pembatasan mobilitas di daerah perkotaan.Â
Saya juga bertanya tentang bagaimana kondisi warung rujak uleg disaat PPKM atau pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. Kalau untuk penjualan rujak uleg di era PPKM ini sendiri saya rasa hampir tidak ada kendala. Salah satu kendalanya yaitu sulit untuk berbelanja bahan makanan untuk berjualan rujak uleg di pasar dikarenakan pembatasan mobilitas.
Akibatnya pedagang harus bisa beradaptasi dengan keadaan misalnya menanan kangkong di belakang rumah, membeli bahan bahannya di pasar terdekat misalnya pasar desa yang tidak perlu jauh jauh ke kota.Â
Warung ibu rukini ini tidak menggunakan sosial media apapun, ini hanya warung sederhana yang dimiliki oleh Wanita yang sudah tidak muda lagi usianya, tentunya juga gaptek teknologi, tidak seperti UMKM yang berada di kota kota. Harusnya usaha ini bisa diteruskan dan dikembangkan oleh cucunya Ketika sudah dewasa, mengembangkan warungnya agar bisa dine in, membuat sosmed di warungnya, dan lain lain
Pada saat ini usaha warung rujak uleg ibu rukini masih ramai pembeli. Buka saat siang hari dan tutup disaat bahan untuk membuat rujaknya sudah habis. Jangan khawatir kita juga bisa membeli rujaknya per bungkus. Mau beli satu, dua, tigabelas pun dilayani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H