Mohon tunggu...
Aris Armunanto
Aris Armunanto Mohon Tunggu... Lainnya - Penghobi jalan pagi.

Hati yang gembira adalah obat yang manjur,...(Amsal 17:22).

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Cantiknya Curug Telu Baturaden, Surga Tersembunyi di Kaki Gunung Slamet

10 Juli 2024   09:18 Diperbarui: 10 Juli 2024   09:22 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berwisata ke Curug Telu Baturraden, pengunjung akan mendapatkan bonus spot menarik nan indah lainnya, yaitu Sendang Bidadari dan Kedung Pete yang berada dalam satu lokasi.

Hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit berkendara dari Kota Purwokerto, kamu bisa healing ke wisata alam Curug Telu yang eksotis. Menyuguhkan panorama indah dan udara sejuk di kaki Gunung Slamet.

Curug Telu berlokasi di Desa Karangsalam, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Akses menuju kesana bisa lewat jalan kecil di depan Queen Garden Hotel yang bisa dilalui mobil. Lalu melewati Curug Grojogan Ratu. Dari sini tinggal berjarak 1,1 km, ada pertigaan belok ke kiri. Karena tidak ada petunjuk arah, kamu bisa bertanya kepada warga atau mengikuti panduan Google Maps.

Curug Telu yang berarti Tiga Air Terjun, merupakan satu dari banyak curug di Baturraden. Obyek wisata yang dikelola oleh warga lokal ini, buka dari pukul 07:30 hingga 16:30 WIB. Tiket masuk Rp. 7.000, parkir mobil Rp. 5.000, dan sepeda motor Rp. 2.000.

Berbincang dengan Wadam, penjaga loket yang ramah, banyak informasi menarik yang bisa saya dapatkan seputar obyek wisata Curug Telu.

Pak Wadam, penjaga loket (dokumentasi pribadi)
Pak Wadam, penjaga loket (dokumentasi pribadi)

Walaupun sudah berusia 66 tahun, Pak Wadam terlihat jauh lebih muda dari usianya. Masih terlihat energik dan sehat. Aktifitas kesehariannya selain melayani pengunjung, beliau dua kali turun naik ke lokasi Curug Telu yang tentunya membuat staminanya prima.

Sabtu siang ini (29/7/2024), sudah lebih dari 300-an tiket yang terjual, kata Pak Wadam sambil memperlihatkan bonggol tiket yang sudah terjual. 

Curug Telu merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Baturraden. Bukan hanya waktu liburan sekolah saja, di hari-hari biasa pun tempat ini tetap diminati pengunjung.

Dahulu, sebelum resmi dibuka menjadi tempat wisata, Curug Telu sudah didatangi orang dari luar daerah yang hendak mencari ketenangan batin. Mereka menemui juru kunci di dusun tersebut guna mendapatkan izin dan sekaligus menemani. 

Baru pada tahun 2014 Curug Telu resmi dibuka sebagai obyek wisata. Mendapat sokongan dana dari Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas untuk mendukung terwujudnya program Desa Wisata. Salah satu wujud bantuan dari pemerintah daerah yaitu dalam pengadaan gazebo.

Setelah resmi menjadi tempat wisata, Curug Telu dikelola secara swadaya oleh warga Dusun Karangsalam, Desa Karangsalam Baturraden.

Uang pemasukan dari penjualan tiket bisa dikelola warga Dusun Karangsalam dengan baik. 30 persen dialokasikan untuk menggaji warga lokal yang bekerja di Curug Telu yang dibayarkan setiap minggunya. Sebagian untuk asuransi, uang kas desa, dan uang akses ke lahan milik warga yang dilalui.

Guna mendukung perayaan 1 Suro di balai desa Karangsalam tahun ini, Pak Wadam menunjukkan pada saya foto kerbau yang dibeli dari uang pemasukan tiket Curug Telu. Sedangkan tahun lalu pendapatan dari obyek wisata ini bisa untuk mendanai pagelaran wayang kulit. 

Inilah bukti sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan bisa terwujud disini. Kehadiran suatu obyek wisata bisa berdampak positif, mendorong pertumbuhan ekonomi warga lokal, warga pun dengan senang hati turut serta merawat aset yang berharga tersebut. Hasilnya, Curug Telu tetap diminati oleh wisatawan, walaupun wisata sejenis banyak di jumpai di Baturraden. 

Curug Telu (dokumentasi pribadi)
Curug Telu (dokumentasi pribadi)

Setelah melewati loket, ada sebuah batu besar bertuliskan 'Curug Telu'. Di bawahnya ada aliran air yang cukup deras melaju ditengah bebatuan alam berwarna kehitaman. Baru sampai disini saja, suasana damai sudah bisa dirasakan.

Saya menuruni jalan yang disemen rapi. Semakin ke bawah berupa anak-anak tangga tipikal wisata curug. Wisata sekaligus berolahraga karena perjalanan pulang tentunya butuh stamina ekstra.

Sendang Bidadari 

Baru sebentar berjalan, ada percabangan ke arah kiri menuju ke Sendang  Bidadari. Membaca namanya saja, pengunjung bisa membayangkan, tempatnya pastilah tersembunyi dan indah alami dengan kolam berair jernih, sehingga layak untuk tempat mandi bidadari seperti legenda yang beredar di masyarakat.

Jalan menuju ke Sendang Bidadari, sisi sebelah kiri berupa tebing batu sedangkan sebelah kanan terdapat sungai yang mendapat aliran air dari sendang. Walaupun tak terlalu dalam, namun tetaplah diberi pengaman berupa pembatas besi bercat hijau untuk keselamatan pengunjung.

Saat ini sudah pukul 11:53, cukup banyak pengunjung duduk menikmati keindahan telaga. Sungguh suasana asri sejuk khas pegunungan bikin betah berlama-lama disini. Ada sekelompok muda mudi sedang asyik barbeque membawa alat masak sendiri.

Ada goa dibawah tebing batu. Terlihat seorang pemuda keluar dari sana. Sendang yang di dalam terletak cukup tersembunyi. Terlihat dua air terjun kecil, satu di dalam dan satunya lagi di bagian luar, tingginya sekitar 15 meter. Air telaga sangat jernih. Namun saya tidak ada minat memasuki goa itu karena cuaca mendung rawan terjadi banjir bandang.

Sendang Bidadari (dok.pribadi) 
Sendang Bidadari (dok.pribadi) 

Sendang Bidadari (dok. pribadi)
Sendang Bidadari (dok. pribadi)

Sebenarnya saya ingin bisa berlama-lama di lokasi Sendang Bidadari, namun karena hari sudah siang dan menjelang sore kemungkinan turun hujan karena dari tadi langit terlihat mendung, dan saya pun belum sampai ke Curug Telu.

Kedung Pete

Saya lalu berjalan menuju ke persimpangan yang tadi. Lalu menuruni anak-anak tangga menuju ke lokasi Kedung Pete. Jaraknya cukup dekat, tak butuh waktu lama untuk sampai ke tujuan.

Kedung merupakan ceruk yang lebih dalam dan luas. Kedung Pete, airnya memiliki kedalaman sekitar 5 - 6 meter. Waktu kunjungan saya yang pertama, sekitar 5 tahunan yang lalu, ada beberapa warga lokal yang melompat dari ketinggian ke dalam air. Saat ini tidak ada atraksi yang bisa ditonton karena cuaca tidak mendukung.

Kedung Pete (dok. pribadi) 
Kedung Pete (dok. pribadi) 

Saat ini sudah pukul 12:17, saya memutuskan untuk istirahat makan siang terlebih dahulu sebelum turun ke Curug Telu yang masih berjarak 50 meter.

Saya lalu singgah di salah satu warung di tepi Kedung Pete. Fasilitas toilet pun tersedia disini. Makanan khas Purwokerto/Kabupaten Banyumas mudah dijumpai di lokasi wisata seputar Baturraden, termasuk di tempat ini. Saya pun memesannya. Pecel Kecombrang dan mendoan. Minumnya es jeruk. Semuanya Rp. 29.000.

Saya pun duduk lesehan menunggu pesanan saya. Bu Sitas (52) dengan cekatan menyiapkan sayuran untuk bahan pecel, yaitu welok (labu siam), caisim, sawi putih, kangkung, bunga kecombrang dan taoge. Tak butuh lama untuk merebusnya. 

Pecel dengan rasa unik karena ada tambahan bunga kecombrang yang wangi, ditambah potongan ketupat, lalu disiram saos kacang. Seandainya bumbunya lebih luget pasti rasanya lebih mantap, pikirku.

Mendoan terbuat dari tempe yang dicelup ke dalam adonan tepung berbumbu yang digoreng setengah matang. Satu porsi mendoan berisi empat. Di warung Bu Sitas disajikan dengan bumbu kecap manis dengan irisan cabai rawit. Nikmat disantap selagi masih hangat.

Mendoan, pecel kecombrang (dok. pribadi)
Mendoan, pecel kecombrang (dok. pribadi)

Ketika sedang menikmati makan siang , saya melihat empat orang pemuda yang tadi makan di warung ini sudah kembali dari lokasi Curug Telu. Satu orang yang berkacamata langsung duduk ditikar, menyenderkan punggungnya di tiang kayu penopang warung, nafasnya ngos-ngosan. Dia terlihat kecapean, lalu dia bilang ke temannya; jalan naiknya hanya 50 meter tapi capek banget karena tidak pernah olahraga. Pemuda itu butuh waktu cukup lama untuk bisa menstabilkan nafasnya. Sedangkan temannya hanya mendengarkan saja sambil menghisap rokok elektriknya.

Setelah selesai makan, beberapa menit kemudian saya melanjutkan perjalanan menuruni jalan yang masih disemen ditengah hutan yang cukup rimbun menuju ke lokasi terakhir, yaitu tiga air terjun (Curug Telu).

Tempat wisata ini sungguh mempesona, terawat dengan baik.  Terlihat indah, bersih dan asri. Pepohonan tinggi yang dibiarkan tumbuh memberikan udara sejuk dan segar. Saya berpapasan dengan beberapa pengunjung yang kembali dari curug, terkadang mereka berhenti mengatur nafas ketika menaiki anak-anak tangga yang terjal.

Dok. pribadi  
Dok. pribadi  

Curug Telu

Bunyi gemericik air semakin bertambah jelas terdengar ketika kedua kaki semakin jauh menuruni anak-anak tangga. Suara air terjun bisa menjadi sarana untuk relaksasi. Segala persoalan hidup sejenak bisa terlupakan.

Disini ada tiga air terjun dengan ketinggian yang hampir sama, 22, 23 dan 25 meter. Pemandangan alam disekitar air terjun sangat indah. Pepohonan hijau yang subur sedap dipandang, dan bebatuan besar bisa untuk duduk bersantai menikmati kecantikan alam ini.

Melansir dari id.m.wikipedia.org, air terjun adalah formasi geologi dari arus air yang mengalir melalui suatu formasi bebatuan yang mengalami erosi dan jatuh ke bawah dari ketinggian.

Di dekat air terjun yang paling besar ada pipa saluran air yang kata Pak Wadam untuk dialirkan sampai ke Cilacap. Kelestarian alam wajib dijaga agar tidak mengganggu kehidupan ekosistem sehingga bisa memberikan manfaat bagi umat manusia.

Curug Telu (dok. pribadi) 
Curug Telu (dok. pribadi) 

Curug Telu (dok. pribadi)
Curug Telu (dok. pribadi)

Satu hal yang saya suka dengan obyek wisata ini adalah tempatnya sungguh dikelola dengan baik. Fasilitas pendukungnya cukup memadai, dan sekali berwisata bisa mendapatkan tiga spot yang cantik, yaitu Sendang Bidadari, Kedung Pete dan Curug Telu. 

Sebenarnya saya masih betah berada di Curug Telu, namun langit nampaknya sudah tak bisa lagi menahan awan yang semakin berat dengan butiran air yang harus segera ditumpahkan ke bumi. Saya pun bergegas menaiki anak-anak tangga. Semoga suatu saat bisa kembali lagi kesini menikmati keindahan Curug Telu Baturraden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun