Sekitar pukul 07:30 kami akhirnya sampai di Pos Pemancar. Namun pemancarnya sudah roboh terkena badai pada 9 Maret yang lalu.Â
6 jam waktu yang kami butuhkan dari basecamp untuk sampai ke Puncak Pemancar. Disini sudah banyak tenda yang didirikan. Beruntung masih ada satu tempat tersisa buat kami mendirikan tenda.Â
Om Harahab, Ihsan dan Farhan tidak kami jumpai, tentunya mereka sedang ke Puncak Kenteng Songo dan Trianggulasi.
Setelah mendirikan tenda, kami beristirahat sambil menikmati Pop mie dan makanan lain yang kami bawa.Â
Pada umumnya, mereka yang ingin menaklukkan Seven Summits of Mount Merbabu, berkemah dulu disini, keesokan harinya ketika badan sudah bugar, melanjutkan pendakian lagi. Kecuali mereka yang staminanya sangat prima, bisa sekali tektok dapat 7 puncak.
Rencananya, pukul 11:00 kami akan turun ke basecamp. Saat ini pukul 09:15, sehingga masih cukup waktu bagi saya untuk ke Puncak Geger Sapi yang ada di depan mata.
Saya pun bergegas jalan menuruni lembah, melewati kawah mati yang masih menyisakan sedikit aroma belerang, lalu menaiki tanjakan yang terjal berbatu. 40 menit kemudian, sampailah saya di Puncak Geger Sapi, walaupun bukan titik yang tertinggi. Namun dari situ saya bisa menikmati view yang indah, termasuk Puncak Pemancar.
Di Puncak Geger Sapi ada banyak tanaman edelweiss, namun bunganya belum mekar sempurna. Tak berlama-lama di puncak ini, saya kembali ke Puncak Pemancar.Â