Mohon tunggu...
Aris Armunanto
Aris Armunanto Mohon Tunggu... Lainnya - Penghobi jalan pagi.

Hati yang gembira adalah obat yang manjur,...(Amsal 17:22).

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Serunya Pendakian Gunung Ungaran Lintas Jalur: Mawar - Kebun Teh Medini

1 Mei 2024   20:14 Diperbarui: 2 Mei 2024   06:43 4148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendaki gunung merupakan salah satu aktivitas yang saya sukai. Olahraga sekaligus healing. Cukuplah sebulan sekali. Sebagai pelengkap jogging dan renang, olahraga rutin saya.

Sungguh beruntung saya tinggal tak terlalu jauh dari beberapa gunung favorit para pendaki, salah satunya adalah Gunung Ungaran. Gunung ini terlihat elok membingkai ujung hamparan sawah luas dimana saya biasa lari pagi di jalan rabat beton yang membelah sawah.

Hari sabtu 20 April merupakan pendakian saya yang ke 6 kalinya ke puncak Gunung Ungaran. Berkat Tuhanlah sehingga di usia yang ke 53 tahun ini, saya masih bisa menikmati ciptaan-Nya yang sungguh indah.

Puncak Gunung Ungaran berada pada elevasi 2.050 mdpl. Dikenal sebagai gunung berapi stratovulkano, yaitu gunung berapi yang landai di kaki namun curam di puncak. Ini terbentuk karena aliran lava dan abu vulkanik mengeras sebelum menyebar jauh (id.m.wikipedia.org).

Dua jalur pendakian Gunung Ungaran yang jadi favorit para pendaki, yakni via Perantunan dan Mawar. 

Jika kamu menyukai medan pendakian yang nyaman dan menyuguhkan panorama sabana yang indah, jalur Perantunan jadi pilihan yang tepat. 

Sedangkan jika melalui Mawar Camp Area, kamu akan melewati hutan yang lebih lebat, asri, dan sejuk. Di jalur ini kamu akan menjumpai mata air. Selain itu konturnya yang berbatu-batu, terutama setelah Pos 5, sungguh menjadi tantangan yang sangat mengasyikkan ketika menuju ke puncaknya. Adrenalin pun akan meningkat.

Basecamp Gunung Ungaran via Mawar berlokasi di Jl. Goa Jepang, Kluwihan, Sidomukti, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Basecamp pendakian tersebut berada di kawasan wisata Umbul Sidomukti yang baru buka pada pukul 07:00. Tiket masuk untuk weekend Rp. 10.000, plus parkir sepeda motor Rp. 3.000, dan Rp. 5.000 untuk mobil.

Sedangkan ketika sampai di Pos Mawar, dikenakan biaya registrasi  Rp. 20.000. Perinciannya; tiket Perhutani untuk masuk wisata Gunung Ungaran Rp. 15.000 (sudah termasuk asuransi), tiket perawatan jalur dan fasilitas basecamp Rp. 5.000, dan ditambah biaya parkir sepeda motor Rp. 5.000, dan Rp. 10.000 bagi yang membawa mobil.

Solo tektok saya ke puncak Gunung Ungaran via Pos Mawar di mulai pukul 07:25. Sebagai tambahan informasi yang mungkin bermanfaat bagi kamu; solo hiking dibolehkan, asalkan bukan untuk pendakian di malam hari, "kata seorang petugas kepada saya".

Pada pendakian kali ini, saya akan menempuh rute yang sedikit berbeda dibandingan pendakian ke puncak Gunung Ungaran via Mawar sebelumnya. Setelah Pos 5, saya akan memilih melewati Puncak View (bukan Puncak Tanggulangin) sebelum ke Puncak Batu. 

Kemudian, ketika nanti turun dari Puncak Tugu Raiders, di Pos 4 saya akan mengambil jalur kiri turun ke arah Dusun Candi Promasan (kebun teh Medini). Jadi nanti memutar lebih jauh dan jalurnya bertemu di Pos 2.

Basecamp - Pos 1 Bedengan

Suasana di Mawar Camp Area terlihat cukup hangat, banyak tenda yang sudah didirikan. Walaupun langit nampak berawan di masa pancaroba, peralihan dari musim hujan ke musim panas, nyatanya tak mengurangi keceriaan penikmat alam pegunungan tuk camping disitu.

Saya melangkahkan kaki dengan pelan mengikuti trek pendakian yang cukup terawat dengan baik, sambil menikmati alam pegunungan yang hijau, indah dengan udaranya yang sejuk. Tanah masih basah karena semalam turun hujan, dan sebagian tertutup daun-daun pinus yang jatuh, terasa empuk dikakiku yang berbalutkan sepatu gunung.

Saya berpapasan dengan seorang warga lokal sedang menyunggi rumput gajah buat pakan ternak sapinya. Disini trek masih relatif landai. 25 menit kemudian, sampailah saya di Pos 1 Bedengan.

Pos 1 Bedengan (dokumentasi pribadi) 
Pos 1 Bedengan (dokumentasi pribadi) 

Pos 1 Bedengan - Pos 2  Kinatar

Saya masih tetap mendaki dengan santai tanpa terburu-buru dengan waktu. Nafas saya atur supaya tetap stabil agar tak cepat lelah.

Tak lama kemudian, saya bisa mendengar suara gemericik air. Saya memasuki area mata air. Trek mulai didominasi oleh bebatuan. Di jalur pendakian Gunung Ungaran via Mawar, kamu akan menjumpai mata air yang tak ada di jalur pendakian via Perantunan. Inilah sebabnya vegetasi di sini lebih lebat dan subur karena air berlimpah.

Air dari Gunung Ungaran sangat jernih dan mengalir menerobos bebatuan turun mengikuti cekungan yang mirip sungai. Sebagian air dialirkan melalui pipa pralon putih yang ditanam didalam tanah.

Dengan hati-hati agar sepatu tidak basah terkena air, saya menapakkan kaki di atas batu-batu kecil, namun tetaplah ujung sepatu basah terkena air karena salah satu batu bergoyang ketika diinjak.

Mata Air G Ungaran (dokumentasi pribadi)
Mata Air G Ungaran (dokumentasi pribadi)

Dari pos mata air, trek menuju ke arah kanan. Disini trek tanah berbatu mulai menanjak. Nafas saya pun agak sedikit 'ngos-ngosan'. Perlu tetap berhati-hati dan menjaga konsentrasi karena medannya agak licin. 

Pukul 08:12 saya tiba di Pos 2 Kinatar. Dari basecamp sampai Pos 2 saya belum bertemu dengan pendaki lain. Walaupun sendirian di hutan, saya tak merasa kesepian ketika mendengar suara kicauan burung dan suara lutung yang terdengar sayub-sayub dari kejauhan.

Pos 2 Kinatar
Pos 2 Kinatar

Pos 2 Kinatar - Pos 3 Pronojiwo

Pos 2 Kinatar berupa shelter kayu yang ada bangku panjang untuk duduk istirahat. Yang membedakan dari pos sebelumnya adalah atapnya. Disini menggunakan terpal plastik warna bening yang nampak sudah berubah warna.

Di bawah Pos 2 ada jalan setapak ke arah kanan melewati kebun kopi Arabika di lereng kanan. Mengingatkan saya ketika tahun lalu melakukan solo hiking melalui rute itu, lalu masuk Perkebunan Teh Medini, dan akhirnya tiba di Dusun Candi Promasan, Desa Ngesrepbalong, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal. Itulah dusun tertinggi di Kabupaten Kendal.

Saya melanjutkan perjalanan menuju ke Pos 3. Masih menyusuri jalan setapak. Disini mulai banyak akar-akar pohon yang menonjol keluar karena tanahnya terkikis air hujan. Diselingi bebatuan walaupun tak banyak. Ranting-ranting pohon dan dedaunan cukup rapat sedikit menghalangi sinar matahari.

Hutan Gunung Ungaran (dokumentasi pribadi)
Hutan Gunung Ungaran (dokumentasi pribadi)

Pukul 08:30 saya sampai di Pos 3. Jadi dari basecamp saya sudah berjalan santai selama 1 jam 5 menit. Sudah termasuk berhenti minum, mendokumentasikan perjalanan dalam bentuk foto dan video pendek. Dokumentasi tersebut sangat membantu saya ketika menulis artikel ini.

Pos 3 Pronojiwo - Pos 4 Bukak'an

Trek menuju ke Pos 4 medannya masih tak jauh berbeda dari pos sebelumnya. Untuk ukuran pendakian gunung, sampai sejauh ini masih nyaman, tak terlalu menguras tenaga. Walaupun tetaplah jalannya menanjak.

Pukul 09:00 saya sampai di Pos 4 dengan nama Bukak'an. Nama-nama tiap pos di gunung selalu mempunyai keunikannya sendiri. Entah apa maksud dibalik nama itu saya tak tahu.

Pos berfungsi sebagai tempat singgah untuk beristirahat sementara bagi para pendaki sebelum melanjutkan pendakian ke puncak gunung. Ada juga pos yang menyediakan tempat untuk camping. 

Selain itu pos juga memberikan petunjuk sudah sejauh mana kamu berjalan, dan memudahkan untuk membaca peta pendakian. Semangat biasanya akan semakin meningkat jika sudah berada di pos terakhir. Artinya puncak sudah semakin dekat.

Pos 4 Bukak'an - Pos 5 Tedeng

Trek menuju ke Pos 5 terasa semakin menanjak. Inilah tantangan sesungguhnya menuju ke Puncak Tugu Raiders (Banteng Raiders) 2.050 mdpl.

Saya sempat berhenti mengamati jejak kotoran binatang berwarna cokelat kehitaman dan terlihat lembek. Mungkin ini kotoran lutung, pikirku. Didekatnya juga ada beberapa buah berbentuk bulat kecil berwarna hijau, entah buah apa saya tak tahu. 

Sampai disini pun saya masih belum berjumpa dengan pendaki lain. Hanya suara lutung yang terdengar cukup jelas yang memecah keheningan hutan yang rindang.

Selama beberapa kali hiking ke puncak Gunung Ungaran, saya cukup beruntung dua kali melihat Lutung Jawa yang bulunya berwarna hitam. 

Lutung adalah hewan herbivora pemakan buah-buahan, dedaunan dan kuncup bunga. Hewan yang beraktivitas di siang hari ini suka bergelantung di pohon dan melompat ke pohon yang lainnya. Pejantan mempunyai suara nyaring untuk menandai teritorialnya supaya tidak dimasuki oleh kelompok lain (id.m.wikipedia.org).

Kemudian saya melalui "ondo rante" versi jalur pendakian via Mawar. Berupa undak-undakan tanah yang diberi pembatas potongan kayu agar tanahnya tidak tergerus aliran air ketika hujan. Cukup panjang juga tanjakan ini.

Hutan Gunung Ungaran (dokumentasi pribadi)
Hutan Gunung Ungaran (dokumentasi pribadi)

Setelah melewati "ondo rante" akhirnya saya tiba di area yang terbuka. Nampaknya inilah batas akhir hutan.

Ada spot bagus berupa batu besar memanjang agak terpisah. Di pendakian sebelumnya pernah duduk diatasnya. Jika tidak berkabut, lereng gunung dibawahnya, dan view disekitarnya akan terlihat sangat cantik.

Akhirnya pos terakhir, yaitu Pos 5 Tedeng sudah berada di depan mata. 4 orang pemuda terlihat meninggalkan pos tersebut lalu turun. Ini kali pertama saya bertemu dengan pendaki lain. Mereka pendaki tektok yang berangkat Subuh. 

Saat ini jarum jam menunjukkan pukul 09:29. Kalau dihitung start dari basecamp, saya sudah menghabiskan waktu 2 jam 4 menit. 

Pos 5 Gunung Ungaran (dokumentasi pribadi)
Pos 5 Gunung Ungaran (dokumentasi pribadi)

Pos 5 Tedeng - Puncak View 1.872 mdpl 

Dari Pos 5 Tedeng saya berjalan naik menuju ke sebuah bukit. Area terbuka yang ditumbuhi ilalang. Cuaca masih berkabut sehingga jalan pun terasa nyaman tak kepanasan.

Di suatu tanjakan yang berbatu, saya berjumpa dengan dua orang gadis, berjalan turun dengan raut muka yang terlihat lelah. Seperti biasa jika bertemu dengan sesama pendaki, saya menyapa mereka.

Yulfa dan Ata namanya, mahasiswi keperawatan yang memasuki tahun terakhir kuliah mereka di Semarang. Yulfa dengan senang hati membantu memfoto dan memvideokan saya. Terima kasih ya Mbak.

Menuju ke Puncak View (dokumentasi pribadi)
Menuju ke Puncak View (dokumentasi pribadi)

Berdasarkan pengalaman pribadi, saya tak pernah merasakan kesepian ketika melakukan solo hiking. Di setiap pendakian selalu bertemu orang-orang yang menyenangkan untuk diajak bicara. Saya pun bisa mendapatkan informasi yang bermanfaat tentang pendakian gunung, dan belajar dari pengalaman mereka.

Tak terasa kami sudah mengobrol cukup lama, sekitar 30 menitan. Seru juga mendengar pengalaman Yulfa dan Ata. Dari Pos 4 mereka salah mengambil jalur, yaitu menuju ke lintas jalur dari Limbangan (Candi Promasan) yang sudah jarang dilalui pendaki. Treknya lebih terjal dan mulai tertutup semak-semak. Ketika mereka berdua akhirnya sampai di Puncak View, kabut tebal turun. Akhirnya mereka memutuskan turun ke basecamp, tak jadi ke Puncak Tugu Raiders (Banteng Raiders).

Kemudian saya melanjutkan pendakian, berpisah dengan kedua gadis yang baik hati itu sambil berkata kepada mereka, "Semoga kita bisa bertemu di pendakian (gunung) yang lain ya?"

Pada pendakian Gunung Ungaran via Mawar sebelumnya, saya ditemani oleh Pak Giri, seorang goweser yang biasa touring sepeda jarak jauh. Sebelum ke Puncak Batu, ada dua trek percabangan; waktu itu kami memilih trek ke kiri yang lebih landai memutar menuju ke Puncak Tanggulangin. Kali ini saya memilih melalui Puncak View.

Trek ke Puncak View medannya berbatu dan terjal sehingga saya tidak sempat mengambil foto karena takut terpeleset jatuh. Hanya fokus pada pendakian. Pukul 10:15 saya sampai di Puncak View. Di puncak tersebut banyak batuan besar. Sempat beberapa detik kabut hilang tertiup angin. Ketika itu panoramanya dari atas sini terlihat sangat cantik.

Puncak View berada pada elevasi 1.872 mdpl. Tingginya sama dengan Puncak Tanggulangin. Pulangnya nanti mau melewati puncak tersebut. Sehingga keduanya bisa didapat.

Puncak View 1.872 mdpl (dokumentasi pribadi)
Puncak View 1.872 mdpl (dokumentasi pribadi)

Puncak View 1.872 mdpl - Puncak Batu 1.908 mdpl

Dari Puncak View angin bertiup cukup kencang. Kabut tebal terkadang menyelimuti puncak, kemudian mulai menipis. Begitulah terus berulang.  saya melihat bukit diatas saya. Itulah Puncak Batu. Saya pun menuju kesana.

Tak butuh waktu lama untuk sampai di Puncak Batu 1.908 mdpl karena treknya pun tidak terlalu terjal. Ada beberapa tenda disini. Nampaknya para pemuda sedang berkemas untuk turun ke basecamp. Semalam mereka terkena hujan angin, katanya. Saat ini jarum jam menunjukkan pukul 10:30.

Puncak Batu 1.908 mdpl (dokumentasi pribadi)
Puncak Batu 1.908 mdpl (dokumentasi pribadi)

Puncak Batu 1.908 - Puncak Tugu Raiders (Banteng Raiders) 2.050 mdpl

Setelah mengambil beberapa foto, saya meneruskan pendakian ke puncak terakhir, yaitu  Puncak Tugu Raiders (Banteng Raiders)

Trek ke Puncak Raiders sungguh mengasyikkan. Perpaduan ketahanan stamina dan keseimbangan tubuh ketika melalui trek dengan batuan besar dan cukup terjal. Inilah yang membedakan dengan jalur via Perantunan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Akhirnya, pukul 10:50 saya sampai juga di puncak tertinggi Gunung Ungaran via Mawar yaitu Puncak Tugu Raiders. Total waktu yang dibutuhkan 3 jam 25 menit dari basecamp untuk sampai ke puncak ini. Saya jalan santai, sudah termasuk istirahat dan mengobrol dengan pendaki lain.

Di Puncak Tugu Raiders saya bertemu dengan seorang pendaki tektok atau mungkin trail runner yang naik dari Basecamp Perantunan. Saya memanggilnya Mas Dodi. Terima kasih ya Mas sudah mengabadikan momen indah saya di puncak yang ikonik ini.

Puncak Tugu Raiders 2.050 mdpl (dokumentasi pribadi).
Puncak Tugu Raiders 2.050 mdpl (dokumentasi pribadi).

Puncak Tugu Raiders - Basecamp Mawar via Kebun Teh Medini

Dalam perjalanan turun, saya berhenti sejenak tak jauh dari puncak Tugu Raiders untuk menikmati bekal makan siangku yang dibawakan istri, terdiri dari nasi putih dengan lauk semur daging ayam, ampela ati dan telur. Sengaja saya tak mau dikasih sayur karena sudah membawa jeruk dan pisang.

Makan di puncak gunung sambil duduk di atas batu besar bisa merasakan sensasi yang berbeda. Sungguh menyenangkan. Makanan jadi terasa lebih nikmat. Kabut yang masih ada memberikan hawa yang sejuk. Sesekali menengok ke belakang melihat Puncak Tugu Raiders. Terlihat ada dua orang pendaki disana.

Makan siang di atas gunung (dokumentasi pribadi)
Makan siang di atas gunung (dokumentasi pribadi)

Setelah istirahat makan siang, tubuh terasa segar kembali. Energi yang hilang tergantikan oleh makanan dan minuman yang saya konsumsi. Lalu saya melanjutkan perjalanan turun, kali ini melewati Puncak Tanggulangin. Sehingga secara keseluruhan bisa menggapai 4 puncak Gunung Ungaran via Mawar; yaitu Puncak View, Puncak Batu, Puncak Tugu Raiders dan Puncak Tanggulangin.

Ketika turun saya bertemu dengan dua pendaki wanita dari Yogyakarya yang didampingi seorang guide dari basecamp. Terima kasih ya Mbak sudah membantu mem-fotokan saya. 

Singkat cerita, saya sudah berada di Pos 4. Dari sini saya kembali ke basecamp akan lintas jalur melalui Dusun Candi Promasan dan Kebun Teh Medini. Treknya berada di sebelah kiri pos tersebut.

Pos 4 Bukak'an (dokumentasi pribadi)
Pos 4 Bukak'an (dokumentasi pribadi)

Menurut seorang guide dari basecamp yang saya jumpai sebelumnya, jalur ini dulunya adalah jalur lama pendakian Gunung Ungaran via Mawar. Masih ada tanda petunjuk arahnya. Namun treknya sudah jarang sekali dilalui dan juga tidak dirawat jadi sudah mulai tertutup oleh tanaman.

Sampai akhirnya saya tiba di suatu percabangan; ke kanan ke puncak, sedangkan ke kiri ke Dusun Candi Promasan. Disini ada pohon tumbang, dan pos pendakian yang sudah roboh. Sedangkan papan petunjuk arahnya warnanya sudah kusam walaupun masih bisa terbaca dengan jelas.

(Dokumentasi pribadi) 
(Dokumentasi pribadi) 

Kemudian saya menuruni jalan tanah setapak menuju ke Dusun Candi Promasan. Sepanjang trek sering dijumpai pohon tumbang. Ada yang besar dan kecil. Terkadang saya harus menundukkan badan  untuk melewatinya. Tidak saya jumpai seorangpun disini. Suasananya sepi sekali.

(Dokumentasi pribadi) 
(Dokumentasi pribadi) 

Karena trek didepan tertutup rapat dengan tanaman kecil dan semak-semak, saya pun menganggapnya bukan trek turun ke Dusun Candi Promasan, sehingga saya memilih mengikuti jalur ke arah kanan yang mulai sedikit terbuka. Vegetasinya tidak rapat. Saya melihat seekor lutung dikejauhan turun dari pohon sambil mengamati saya.

Kemudian saya rasakan pijakan kaki ke tanah yang semula empuk terasa keras sekarang. Ternyata saya sedang berjalan di jalan makadam, jalan berupa batu-batuan kecil yang disusun dengan permukaan yang tidak selalu rata. Menurut saya, fungsinya hanya agar tidak becek jika hujan. Ternyata saya sudah berada di Perkebunan Teh Medini. 

Lalu saya menjumpai jalan makadam yang lebarnya bisa dilalui oleh kendaraan roda empat. Seketika saya teringat ketika dulu melewati jalan ini ketika hiking menuju ke Dusun Candi Promasan dari Pos Mawar.

Kesimpulannya, rencana untuk sampai di Dusun Promasan gagal karena salah jalur. Bikin saya penasaran. Semoga suatu saat bisa start tektok ke Puncak Tugu Raiders dari dusun tersebut.

Di area Perkebunan Teh Medini, saya bertemu dengan sekelompok lelaki penghobi motor trail, jumlahnya ada 6 orang plus satu orang aparat yang mengawal mereka. Kontur berbatu yang naik turun dengan sajian view Gunung Ungaran yang indah dan kebun teh yang luas sungguh menjadi daya tarik para off-roaders tersebut untuk berpetualangan disini.

(Dokumentasi pribadi)  
(Dokumentasi pribadi)  

Setelah berbincang sebentar dengan para off-roaders dan seorang anggota tentara yang ramah, saya melanjutkan perjalanan menuju ke basecamp. Masih melalui jalan makadam yang sungguh terasa tak nyaman di kaki karena tumpuannya keras. 

(Dokumentasi pribadi)
(Dokumentasi pribadi)

Cukup jauh saya berjalan sampai menjumpai pertigaan yang ada petunjuk arah panah ke kanan menuju Basecamp Mawar. Lalu masuk hutan kembali dengan trek tanah naik turun. Melewati kebun kopi arabika. Akhirnya saya sampai di Pos 2.

Jarum jam menunjukkan pukul 14:30 ketika saya tiba di Mawar Camp Area.

Penutup

Saya cukup menikmati solo tektok ke Puncak Gunung Ungaran via Mawar lintas jalur Kebun Teh Medini. Walaupun tektok ke gunung yang sama, namun melalui jalur yang berbeda akan memberikan tantangan dan pengalaman yang baru. 

Tak apalah walaupun tak jadi ke Dusun Candi Promasan. Suatu saat bisa diulang lagi.

Satu hal yang perlu diperhatikan bagi kalian yang mengaku anak gunung, pecinta alam, atau apapun. Tolong perhatikan, ketika tektok atau camping di gunung,  sampah dibawa turun ke basecamp atau di bawa pulang! Karena di sepanjang pendakian saya masih banyak menjumpai bekas botol air mineral yang dibuang sembarangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun