Solo tektok saya ke puncak Gunung Ungaran via Pos Mawar di mulai pukul 07:25. Sebagai tambahan informasi yang mungkin bermanfaat bagi kamu; solo hiking dibolehkan, asalkan bukan untuk pendakian di malam hari, "kata seorang petugas kepada saya".
Pada pendakian kali ini, saya akan menempuh rute yang sedikit berbeda dibandingan pendakian ke puncak Gunung Ungaran via Mawar sebelumnya. Setelah Pos 5, saya akan memilih melewati Puncak View (bukan Puncak Tanggulangin) sebelum ke Puncak Batu.Â
Kemudian, ketika nanti turun dari Puncak Tugu Raiders, di Pos 4 saya akan mengambil jalur kiri turun ke arah Dusun Candi Promasan (kebun teh Medini). Jadi nanti memutar lebih jauh dan jalurnya bertemu di Pos 2.
Basecamp - Pos 1 Bedengan
Suasana di Mawar Camp Area terlihat cukup hangat, banyak tenda yang sudah didirikan. Walaupun langit nampak berawan di masa pancaroba, peralihan dari musim hujan ke musim panas, nyatanya tak mengurangi keceriaan penikmat alam pegunungan tuk camping disitu.
Saya melangkahkan kaki dengan pelan mengikuti trek pendakian yang cukup terawat dengan baik, sambil menikmati alam pegunungan yang hijau, indah dengan udaranya yang sejuk. Tanah masih basah karena semalam turun hujan, dan sebagian tertutup daun-daun pinus yang jatuh, terasa empuk dikakiku yang berbalutkan sepatu gunung.
Saya berpapasan dengan seorang warga lokal sedang menyunggi rumput gajah buat pakan ternak sapinya. Disini trek masih relatif landai. 25 menit kemudian, sampailah saya di Pos 1 Bedengan.
Pos 1 Bedengan - Pos 2 Â Kinatar
Saya masih tetap mendaki dengan santai tanpa terburu-buru dengan waktu. Nafas saya atur supaya tetap stabil agar tak cepat lelah.
Tak lama kemudian, saya bisa mendengar suara gemericik air. Saya memasuki area mata air. Trek mulai didominasi oleh bebatuan. Di jalur pendakian Gunung Ungaran via Mawar, kamu akan menjumpai mata air yang tak ada di jalur pendakian via Perantunan. Inilah sebabnya vegetasi di sini lebih lebat dan subur karena air berlimpah.
Air dari Gunung Ungaran sangat jernih dan mengalir menerobos bebatuan turun mengikuti cekungan yang mirip sungai. Sebagian air dialirkan melalui pipa pralon putih yang ditanam didalam tanah.
Dengan hati-hati agar sepatu tidak basah terkena air, saya menapakkan kaki di atas batu-batu kecil, namun tetaplah ujung sepatu basah terkena air karena salah satu batu bergoyang ketika diinjak.