Mohon tunggu...
Aris Armunanto
Aris Armunanto Mohon Tunggu... Lainnya - Penghobi jalan pagi.

Hati yang gembira adalah obat yang manjur,...(Amsal 17:22).

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Solo Tektok ke Puncak Gunung Merbabu 3.142 Mdpl, Sesaat Sebelum Badai Menerjang

16 Maret 2024   17:25 Diperbarui: 23 Maret 2024   17:35 10277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puncak Trianggulasi Gunung Merbabu di ketinggian 3.142 mdpl (Dokumentasi Pribadi)

Sebelum sampai puncak gunung, saya disuguhi trek eksrem, paling terjal. Untunglah berupa undak-undakan tanah yang sedikit berumput atau ilalang pendek kering biasa diinjak pendaki. 

Nyaman buat kaki untuk menapak dan tidak licin. Namun, saya sering berhenti karena nafasnya "ngos-ngosan" sekali, sehingga saya persilahkan pendaki-pendaki lain yang masih muda untuk mendahului saya.

Puji Tuhan, setelah perjuangan berat melalui tanjakan terjal, kabut, hujan dan berangin. Akhirnya saya sampai di Puncak Kenteng Songo 3.122 mdpl. Start dari Pos 1 pukul 07:00 sampai disini pukul 11:05. Jadi saya membutuhkan waktu 4 jam 5 menit. 

Karena hujan semakin deras, saya tidak berlama-lama di Puncak Kenteng Songo, lalu menuju ke Puncak Trianggulasi 3.142 mdpl yang berada sangat dekat. Sayangnya Tugu Puncak Trianggulasi dalam kondisi roboh.

Puncak Kenteng Songo 3.122 mdpl (Dokumentasi Pribadi)
Puncak Kenteng Songo 3.122 mdpl (Dokumentasi Pribadi)

Dalam kondisi pakaian basah, saya bergegas menuruni puncak Gunung Merbabu untuk menghindari hujan badai. Tentunya saya tetap harus berhati-hati, jalur pendakian semakin licin, terlebih lagi ketika turun. Sebagian trek pendakian telah berubah jadi aliran air yang deras menggerus tanah yang dilaluinya.

Setelah sampai di Pos 3 saya merasa lega sekali karena tinggal menuju ke Pos 2 dan 1 yang treknya relatif mudah, namun tetap berhati-hati karena masih melalui jalanan setapak yang licin diguyur hujan dengan angin yang semakin kencang.

Di Pos 1 saya berhenti di shelter untuk menyantap bekal makan siang saya. Cukup lama saya beristirahat disitu sambil ngobrol dengan tiga pendaki lainnya yang saya temui.

Setelah beristirahat, saya melanjutkan perjalanan turun ke basecamp dalam cuaca yang masih hujan berangin kencang.

Saya melangkahkan kedua kaki dengan pelan karena otot-otot kaki sekitar lutut terasa "kemeng", minta segera diistirahatkan. Puji Tuhan, akhirnya sekitar pukul 16:30, saya sudah tiba di Basecamp Bang Pletek dengan selamat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun