Mohon tunggu...
Aris Armunanto
Aris Armunanto Mohon Tunggu... Lainnya - Penghobi jalan pagi.

Hati yang gembira adalah obat yang manjur,...(Amsal 17:22).

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Solo Tektok ke Puncak Gunung Merbabu 3.142 Mdpl, Sesaat Sebelum Badai Menerjang

16 Maret 2024   17:25 Diperbarui: 23 Maret 2024   17:35 10287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shelter emergency berfungsi untuk menanggulangi kecelakan di gunung, sehingga pertolongan bisa lebih maksimal dan cepat, dan juga sebagai tempat berteduh para pendaki ketika terjadi badai.

Dipendakian itu, saya bertemu seorang lelaki berlari sambil menggendong seorang gadis yang terkena hipotermia. Semoga dia baik-baik saja. 

Ketika pendaki mengalami hipotermia, suhu tubuhnya akan menurun drastis. Akibatnya fungsi sistem syaraf dan organ tubuh dapat mengalami gangguan. Jika tidak segera ditangani akan sangat berbahaya. Ini bisa disebabkan karena pendaki tersebut terpapar suhu dingin terus menerus ketika mendaki gunung (halodoc.com).

Saat itu kabut cukup tebal disertai hujan dan angin yang kencang. Seorang pemuda memperingatkan saya kalau nanti akan ada badai, lalu mempersilakan saya masuk ke dalam shelter emergency. Ternyata di dalam sudah penuh orang.

Ternyata prakiraan cuaca tidak seratus persen akurat. Kenyataan bisa lebih buruk. Dikatakan di Kecamatan Selo hujan ringan pukul 07:00, dan hujan disertai petir baru pada pukul 13:00. Namun, badai nampaknya akan datang lebih cepat.

Menurut hitungan saya, jika jalannya cepat, bisa tiba di Puncak Kenteng Songo lebih awal, sehingga sekitar pukul 13:00 saya mungkin sudah turun di Pos 2. 

Dari Pos 3 saya cuma berpikir, bagaimana mencapai Pos 4 (sabana 1) dengan cepat. Saya tidak ingin berada di posisi "abu-abu," yaitu hanya menunggu hujan reda di shelter emergency. Diam menunggu akan membuat tubuh saya kedinginan.

Lalu saya melanjutkan pendakian ke bukit di depan mata yang puncaknya tertutup kabut tebal. Trek menuju ke Pos 4 sangat terjal dan licin, untunglah ada tali disebelah kanan untuk pegangan. Trek tanah tergerus air terlihat berlobang-lobang tak beraturan.

Dari Pos 4 ke Pos 5 (sabana 2) ada tali juga untuk membantu pendakian. Ketika hujan sedikit reda, saya baru bisa mengambil handphone saya lalu mengabadikan jalurnya.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun