Merbabu adalah salah satu gunung favorit para pendaki di Jawa Tengah, juga bagi mereka yang berasal dari luar provinsi. Secara administratif, gunung ini berada di tiga wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Boyolali, Semarang dan Magelang.
Musim hujan pun bukan suatu halangan bagi para pecinta pendakian gunung tuk menapakkan kaki ke puncaknya.
Namun, sebaiknya tidak mendaki gunung ketika hujan dan cuaca sedang buruk. Medan pendakian yang basah menjadi semakin sulit dilalui dan akan membahayakan keselamatan pendaki.
Usai badai pada hari Sabtu 9 Maret, 2 jalur pendakian Merbabu via Selo dan Suwanting ditutup sementara, dan di buka lagi tanggal 16/4/2024 (kompas.com/11/3/2024).
Sungguh bersyukur saya bisa menggapai Puncak Kenteng Songo 3.122 mdpl dan Puncak Trianggulasi 3.142 mdpl dengan selamat, sebelum badai menerjang jalur pendakian Gunung Merbabu yang saya lalui itu.
Tentunya melalui perjuangan yang cukup berat; berpacu dengan waktu sebelum badai datang, melalui medan pendakian yang licin, hujan, berangin dan kabut. Inilah pengalaman solo tektok saya ke puncak Gunung Merbabu di musim hujan.
Sebenarnya, ini bukanlah pengalaman yang patut untuk ditiru, karena mendaki gunung ketika turun hujan sangatlah berbahaya. Dan jangan pernah kamu berharap mendapatkan view yang indah, selain dinding kabut putih.
Sekitar pukul 06:30 saya sudah berada di salah satu basecamp pendakian Gunung Merbabu via Gancik, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.Â
Ini sebenarnya adalah jalur evakuasi yang dikelola warga sebagai jalur pendakian. Sehingga warga Gancik bisa mendapatkan penghasilan dari wisata pendakian Gunung Merbabu. Mereka mendapatkan uang dengan menyediakan rumah mereka sebagai basecamp pendakian, homestay, jasa porter dan ojek gunung.