Ketika sampai di depan Gereja Blenduk, badan saya sudah terasa "gerah." Terlebih lagi setelah jalan kaki. Semarang sebagai kota pelabuhan, terkenal dengan udaranya yang panas.Â
Di halaman depan Gereja Blenduk yang dipagar, ada informasi yang lalu saya foto, seperti ini:
"Gereja dengan arsitektur yang unik dan langka ini merupakan salah satu dari dua gereja berkubah besar dengan denah segi delapan beraturan yang ada di Indonesia.
Gereja Blenduk (GPIB Immanuel) didirikan pada tahun 1742 dengan gaya Pseudo Baroque, yaitu gaya arsitektur Eropa Klasik dari abad 17-19. Kini, Gereja Blenduk menjadi salah satu landmark Kota Lama Semarang dan menjadi Cagar Budaya Peringkat Nasional."
Taman Srigunting
Hari semakin bertambah siang, suhu udara di Kota Lama semakin terasa menyengat. Untunglah ada Taman Srigunting yang berada di sebelah timur Gereja Blenduk. Taman dengan pepohonan yang rindang, cocok buat ngadem, mendinginkan suhu tubuh.
Lokasi Taman Srigunting sangat stategis. Sambil duduk di taman, saya bisa melihat keindahan gedung-gedung tua disekelilingnya, seperti Gereja Blenduk dan Gedung Marba. Taman yang asri ini ramai dengan wisatawan yang duduk bersantai.Â
Di dalam dan seputar Taman Srigunting tersedia beberapa spot foto menarik. Kamu bisa berfoto di sepeda atau becak dengan background gedung tua. Disebelahnya tersedia kotak untuk memberikan donasi seiklasnya.Â
Dahulu, area Taman Srigunting merupakan area Lapangan Parade Militer. Dibangun saat VOC melakukan perluasan benteng sekitar tahun 1715-an (jatengdaily.com).
Gedung Marba
Gedung Marba, tepat berada di sebelah selatan dari Taman Srigunting, merupakan salah satu bangunan ikonik di Kota Lama. Dibangun pada abad ke 19 oleh Marta Badjunet, seorang saudagar kaya asal Yaman. Gedung Marba bergaya neoklasik yang megah, dan terkesan eksotis dengan arsitektur tropis Hindia Belanda (pariwisata.semarangkota.go.id).