* Tarif umum Rp. 4.000;
* Tarif pelajar, buruh, veteran Rp. 2.000;
Untuk akhir pekan dan hari libur nasional, dikenakan tarif umum dan veteran saja. Dan dianjurkan untuk membayar dengan uang pas.
Pembayaran bisa tunai maupun secara digital (cashless) dengan QRIS. Saya membayarnya secara tunai dengan dua lembar uang dua ribuan yang sudah saya persiapkan sebelumnya.
Sepanjang perjalanan, sopir bus menghentikan bus di beberapa halte untuk menurunkan maupun menaikkan penumpang.
Sekitar pukul 09:30 bus sampai di Stasiun Semarang Tawang. Inilah pemberhentian terakhir Bus Trans Jateng dari arah Terminal Bawen. Jadi waktu yang dibutuhkan untuk sampai ketujuan sekitar 1 jam 30 menit. Waktu tempuh yang masih wajar menurut saya karena cukup banyak penumpang yang naik turun.
Wisata sejarah dan budaya di akhir pekan saya dimulai dari sini.
Kota Lama Semarang merupakan sebuah cagar budaya. Disini terdapat gedung-gedung tua bersejarah yang berusia ratusan tahun peninggalan Hindia Belanda. Arsitekturnya bergaya khas Eropa dengan pintu utama dan jendela yang berukuran besar, serta langit-langitnya yang tinggi. Â (visitjawatengah.jatengprov.go.id).
Stasiun Semarang Tawang
Tidak membuang waktu, saya segera berjalan-jalan diseputar Stasiun Tawang. Stasiun ini berada di kawasan Kota Lama Semarang, Tanjung Mas, Semarang Utara.
Stasiun Tawang dibangun dengan menggunakan kontruksi beton bertulang. Bentuk bangunannya memanjang sekitar 168/175 meter. Stasiun tipe A ini dirancang oleh Sloth-Blauwboer, seorang arsitek Belanda, dan diresmikan pada tanggal 1 Juni 1914 (heritage.kai.id).