Trek dari Pos 1 ke Pos 2 berupa undak-undakan tanah yang diganjal papan dan batang kayu untuk mencegah erosi. Napas dan otot-otot kaki pun terus diuji. Sebagai pendaki santai, saya sering berhenti untuk mengatur nafas dan mengistirahatkan sejenak otot-otot kaki yang mulai penat.
Panorama di sini masih suasana ladang. Di sebelah kanan, tanah lebih tinggi. Ada warung yang tutup, namun di depannya ada tanaman hias bunga terompet (Angel's trumpet) kuning yang bunganya sangat cantik. Di bawahnya ada tanaman sejenis dengan bunga warna pink yang masih kecil.
Bunga Angel's trumpet mengeluarkan aroma harum yang kuat pada malam hari. Tanaman tropis dari Amerika Selatan, yaitu sepanjang Andes dari Venezuela sampai ke daerah Chile bagian utara (bibitbunga.com).
Tak jauh dari tanaman bunga trompet, ada warung di sebelah kanan yang juga tutup. Kemungkinan besar warung itu buka pada hari-hari libur saja ketika lebih banyak pendaki.
Nah inilah yang saya tunggu, bonus trek datar. Bermanfaat untuk mengendorkan otot-otot kaki sejenak. Di sebelah kiri ada warung yang buka. Seorang pendaki wanita sedang duduk menyantap Pop Mie.
Namun, trek datar hanya sebentar. Lalu trek kembali nanjak sampai saya berada di Pos 2 Canggal Walangan dengan elevasi 2225 mdpl.
Di Pos 2 ada bangku kayu untuk duduk beristirahat. Sebelah kanan pandangan terbuka. Puncak Gunung Sindoro, Sumbing, Kembang dan Gunung Bismo bisa terlihat jelas jika cuaca cerah.Â
Jarak dari Pos 2 menuju ke Pos 3 masih diperlukan jalan sejauh 1.000 meter (1 km), dan sekitar 46 menit waktu yang ditempuh. Informasi ini tertulis di plang dengan plat seng merah dengan tulisan warna putih di samping gapura masuk hutan.Â
Pendaki juga diimbau untuk istirahat sejenak guna untuk aklimatisasi, karena setiap kenaikan 100 mdpl, suhu berkurang 0,6 derajat.