Sebagai seorang pendaki pemula, sebelum mendaki Gunung Prau, saya menambah porsi olahraga rutinitas saya. Tambahannya dengan renang selama tiga kali. Masing-masing dengan durasi satu jam nonstop.Â
Persiapan fisik, mental, dan pengetahuan tentang gunung yang akan didaki sangat penting untuk mengurangi kemungkinan hal-hal yang tak diinginkan terjadi.Â
Pengalaman terakhir mendaki Gunung Ungaran via Mawar yang treknya berbatu naik curam, setidaknya membantu menguatkan mental mendaki saya.
Pukul 08:40, saya memulai pendakian ke puncak Gunung Prau berbekal selembar peta pendakian yang didapat dari Pos Registrasi. Melipir lewat bagian luar basecamp, lalu masuk ke sebuah gang kecil melewati rumah warga.Â
Baru berjalan kaki selama 2 menit, di depan mata sudah disuguhi halangan pembuka. Tanjakan cukup ekstrem yang panjang. Berupa anak-anak tangga beton.
Tangga beton panjang melewati pemukiman warga dan ladang sayuran. Setelah itu ada sebuah bangunan di sebelah kanan. Lalu kemudian menyeberangi jembatan kecil.
Setelah naik sedikit saya berada di jalan yang cukup lebar. Jalan makadam, yaitu jalan yang berupa lapisan batu-batu kecil dan kerikil yang dipadatkan dan diratakan. Dari sini saya ke kanan, ke arah puncak.
Jalan makadam ini semakin lama semakin menanjak. Saya melewati tumpukan sampah di sebelah kiri. Ternyata tempat itu buat pendaki buang sampah ketika turun. Tak jauh dari sini sampailah saya di Pos 1 Sikut Dewo.
Di Pos 1 ada beberapa pemuda yang sedang duduk beristirahat. Mereka turun dari puncak. Di dinding Pos 1 bagian luar ada banner bertuliskan tarif ojek beserta tujuannya:
Dari Pos 1